28.5 C
Mataram
Jumat, 4 Oktober 2024
BerandaAdvetorialPeroleh Dana Hibah Tahun 2024, STIA Mataram Lakukan Pengabdian Masyarakat di Pesisir...

Peroleh Dana Hibah Tahun 2024, STIA Mataram Lakukan Pengabdian Masyarakat di Pesisir Ampenan

Mataram (Inside Lombok) – Tim Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Mataram di bawah naungan LLDIKTI Wilayah VIII melakukan pengabdian kepada masyarakat dengan mengelola dana hibah dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Hal ini berdasarkan Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian kepada Masyarakat Nomor 0459/E5/PG.02.00/2024 tertanggal 30 Mei 2024 tentang Penerima Program Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri Program Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Tahun Anggaran 2024.

Tim ini dimotori oleh Siti Yulianah M. Yusuf, S.E.,M.M selaku ketua, dan dua orang anggota yakni Syaumudinsyah, S.H.,M.M., Nasruddin, S.Sos.,M.M., serta dua orang mahasiswa pendamping. Pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dengan skema Pengabdian Masyarakat Pemula (PMP) dan mengambil judul “Pemberdayaan Perempuan Pesisir Ampenan Dalam Peningkatan Penjualan Produk Ikan Tuna Industri Rumah Tangga (IRT) Melati”.

Kegiatan sosialisasi tim STIA Mataram di Lingkungan Bugis, Kelurahan Bintaro, Ampenan. (Inside Lombok/Ist)

Pengabdian ini sebagai salah satu bentuk Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu dengan membantu pengembangan usaha perempuan pesisir Ampenan, sehingga dapat mempercepat tercapainya laju pembangunan nasional. Tim STIA Mataram pun sudah mengadakan kegiatan sosialisasi yang bertempat di Lingkungan Bugis, Kelurahan Bintaro, Ampenan, selama dua hari, mulai tanggal 28 sampai dengan tanggal 29 Agustus 2024.

Dari kegiatan ini, tim STIA Mataram merekomendasikan penyelesaian tiga permasalahan utama yang dihadapi mitra dalam pengembangan usahanya. “Jadi mitra kami ini terdiri dari 10 orang perempuan pesisir yg merupakan istri-istri nelayan yang bergabung dalam Industri Rumah Tangga Melati, diketuai oleh Ibu Sukmawati. Pendirian usaha berangkat dari penjualan hasil laut tangkapan para suami/nelayan yang merosot, dan jika tidak laku ikan busuk, nelayan akan merugi. Sehingga untuk menjaga daya tahan ikan dan meningkatkan harga jual maka diolah menjadi abon. Namun sejak usaha dimulai dari tahun 2005, usaha begitu-begitu saja, tidak ada perkembangan. Ternyata setelah kami observasi, masalah utamanya ada tiga aspek,” ujar Siti Yulianah selaku ketua tim.

- Advertisement -

Dijabarkan, masalah pertama terkait aspek pemasaran. Karena itu tim STIA Mataram merekomendasikan mitra agar dapat meningkatkan kualitas produk, dengan berinovasi mengangkat cita rasa khas daerah Lombok seperti abon ikan rasa bumbu taliwang, mendesain kemasan dengan berbagai ukuran sesuai permintaan pasar, gencar melakukan promosi dengan memanfaatkan media sosial yang mitra miliki, serta memberikan bantuan berupa plang nama usaha sebagai petunjuk lokasi usaha.

Penyerahan bantuan tim STIA Mataram di Lingkungan Bugis, Kelurahan Bintaro, Ampenan. (Inside Lombok/Ist)

Permasalahan kedua, yakni aspek produksi, mitra direkomendasikan bisa membenahi layout ruang produksi agar tertata lebih rapi dan bersih, selalu menggunakan bahan baku yang segar. Untuk meningkatkan kapasitas produksi, tim STIA Mataram juga memberikan bantuan alat-alat produksi dengan kapasitas lebih besar.

Selanjutnya, rekomendasi agar mitra membuat catatan keuangan sederhana guna mempermudah pemisahan antara modal usaha dengan penggunaan dana untuk keperluan pribadi, dan pembenahan sistem pembagian hasil sesuai dengan beban kerja masing-masing anggota mitra merupakan permasalahan ketiga terkait aspek manajemen usaha. (r)

- Advertisement -

Berita Populer