26.5 C
Mataram
Rabu, 24 April 2024
BerandaBerita UtamaAnomali Cuaca: Waspada Dampak La Nina Hingga Februari Tahun Depan

Anomali Cuaca: Waspada Dampak La Nina Hingga Februari Tahun Depan

Lombok Barat (Inside Lombok) -Anomali perubahan cuaca di wilayah NTB sebagai dampak fenomena La Nina diprediksi akan berlangsung hingga Februari 2022 mendatang. Prakirawan Iklim BMKG Kediri, Restu Patria Megantara menerangkan sejak Oktober telah dirasakan intensitas hujan meningkat secara merata di seluruh wilayah NTB.

“Fenomena La Nina ini sebenarnya terjadi di Samudra Pasifik bagian timur, yang menyebabkan penyimpangan suhu permukaan laut menjadi jauh lebih dingin dari biasanya di sana,” ujar Restu saat dikonfirmasi, Jumat (05/11/2021).

Hal itu turut menyebabkan penyimpangan pada atmosfer di atasnya. Hingga terjadi anomali iklim yang menyebabkan peningkatan curah hujan, termasuk di NTB.

Dirinya mengimbau masyarakat untuk mengantisipasi dampak dari peningkatan curah hujan tersebut. Berdasarkan prediksi yang dikeluarkan BMKG, curah hujan tahun ini justru lebih basah dari biasanya. Sehingga berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor yang perlu diwaspadai bersama.

- Advertisement -

“La Nina memang sekarang sudah terjadi dan perlu diwaspadai. Terutama di bulan November ini, sampai Februari atau bahkan Maret (tahun depan) nanti,” pesan Restu.

Saat ini intensitas hujan untuk 10 hari terakhir sejak akhir Oktober tercatat mencapai lebih dari 200 milimeter. Intensitas tersebut masuk kategori curah hujan sangat tinggi, baik di Pulau Lombok maupun Pulau Sumbawa.

“Tapi memang masih ada daerah-daerah yang curah hujannya masih rendah. Seperti di utara Pulau Lombok dan pesisir timur Pulau Lombok. Misalnya di Sambelia, itu curah hujannya masih rendah, dan juga di wilayah Tambora dan Bima,” jelas Restu.

Untuk hujan dengan intensitas tinggi diakuinya terjadi di Pulau Lombok bagian tengah sampai dengan wilayah selatan. Sehingga angin kencang dengan kecepatan mencapai 30 knot yang juga terjadi saat ini, disebut Restu sebagai dampak ikutan meningkatnya curah hujan.

“Ini juga perlu diantisipasi dampaknya, tapi angin kencang ini bukan yang terjadi sepanjang hari. Ini hanya terjadi sesaat, sebelum terjadi hujan,” pungkasnya. (yud)

- Advertisement -

Berita Populer