25.5 C
Mataram
Jumat, 26 April 2024
BerandaBerita UtamaBMKG Imbau Masyarakat NTB Waspadai Dampak Peralihan Musim

BMKG Imbau Masyarakat NTB Waspadai Dampak Peralihan Musim

Mataram (Inside Lombok) – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau mmaayarakat Nusa Tenggara Barat agar waspada terhadap potensi terjadinya cuaca ekstrem seperti hujan lebat dan angin putting beliung pada periode peralihan musim kemarau menuju hujan.

“November merupakan akhir periode musim kemarau untuk wilayah NTB. Kami mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi terjadinya cuaca ekstrem,” kata prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Lombok Barat, Dewo Sulistio Adi Wibowo, di Lombok Barat, Jumat.

BMKG juga meminta masyarakat tetap waspada terhadap potensi kekeringan dan kekurangan ketersediaan air bersih serta potensi kebakaran lahan, khususnya di daerah-daerah rawan kekeringan dan daerah dengan hari tanpa hujan lebih dari 60 hari.

“Kami juga mengimbau kepada masyarakat agar beradaptasi dengan mundurnya musim hujan di NTB pada 2019, dengan menyesuaikan perencanaan kegiatan ke depan dengan kondisi iklim yang ada,” kata Dewo.

- Advertisement -

Ia menyebutkan curah hujan pada dasarian II November 2019 umumnya di NTB, masih dalam kategori rendah, yakni kurang dari 50 milimeter/dasarian. Curah hujan kategori menengah terjadi di Pulau Lombok bagian barat. Curah hujan dasarian tertinggi tercatat di Pos Hujan Banyu Urip sebesar 79.3 milimeter.

Sifat hujan pada dasarian II November 2019 umumnya bawah normal, kecuali Pulau Lombok bagian barat, sebagian kecil Lombok bagian timur dan sebagian wilayah Kabupaten Dompu dengan kategori atas normal.

Dewo menambahkan hari tanpa hujan berturut-turut bervariasi dari kategori masih ada hujan sampai dengan kekeringan ekstrem atau hari tanpa hujan lebih dari 60 hari.

“Hari tanpa hujan kategori kekeringan ekstrem umumnya masih terdapat di Pulau Lombok bagian tengah, dan timur serta sebagian Kabupaten Bima dan Dompu. Hari tanpa hujan terpanjang terpanjang tercatat di Sape, sepanjang 204 hari,” ucap Dewo.

Terkait dengan potensi angin kencang saat peralihan musim, BMKG Stasiun Klimatologi Lombok Barat mendapatkan laporan bahwa telah terjadi hujan lebat disertai angin kencang pada Rabu (19/11), antara pukul 12.30 hingga 15.00 WITA di wilayah Pulau Lombok.

Cuaca ekstrem tersebut menyebabkan pohon tumbang di wilayah Kota Mataram, panggung lomba di Desa Bengkel, dan bangunan atap seng ambruk di Kecamatan Narmada (Lombok Barat), dan di Pasar Bonjeruk, Kabupaten Lombok Tengah.

Berdasarkan analisa sementara, hujan lebat disertai angin kencang tersebut terjadi akibat adanya konvergensi angin di wilayah Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat. (Ant)

- Advertisement -

Berita Populer