25.5 C
Mataram
Jumat, 26 April 2024
BerandaBerita UtamaButuh Penyesuaian, Harga Akomodasi Jelang MotoGP

Butuh Penyesuaian, Harga Akomodasi Jelang MotoGP

Mataram (Inside Lombok) – Pelaku industri pariwisata di NTB was-was dengan tingginya harga kamar hotel menjelang MotoGP 2022 mendatang. Lantaran harga kamar hotel tinggi, wisatawan yang akan datang dikhawatirkan tidak menginap di Lombok, melainkan di Bali atau daerah lainnya.

“Saya takutnya wisatawan itu pesan kamar di Bali, bukan di sini. Karena harga kamar tinggi. Belum transport juga tinggi. Orang-orang yang blok kamar saya harap mereka juga jalan-jalan di sini tidak hanya menonton,” kata Ketua DPD Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) NTB, Dewantoro Umbu Joka, Selasa (28/12).

Menurutnya, jika orang-orang yang telah memblok hotel saat ini tidak melakukan perjalan ke sejumlah destinasi, maka tidak ada dampak dirasakan oleh para agen perjalanan wisata. Lantaran dana mereka sudah habis digunakan untuk memesan kamar hotel dengan harga cukup tinggi. Akibatnya dampak bagi pelaku UMKM dan sektor usaha lainnya di luar perhotelan justru minim.

“Kalau mereka yang ngeblok hotel hanya menonton saja tidak ada dampak, apalagi ke UMKM,” terangnya.

- Advertisement -

Tingginya harga kamar dan sudah ada orang yang memblok memang dikhawatir justru wisatawan yang lain beralih menginap di daerah lain, seperti Bali. Karena harga ditawarkan di sana jauh lebih murah dibandingkan di Lombok. Untuk menonton MotoGP saja mereka bisa dari Bali ke Lombok menggunakan speedboat.

“Saya kalau jadi tamu mending pilih yang lebih murah dong. Gampang kok, enak kok, Bali juga sudah terkenal,” ujarnya.

Dikatakan, jika menonton MotoGP dengan paket 4 hari 3 malam ke Lombok minimal Rp8 juta, belum ditambah dengan harga tiket pesawat. Perkiraan wisatawan bisa menghabiskan Rp10 juta untuk menonton MotoGP di Lombok, karena semua akomodasi dinaikkan terlalu tinggi.

“Kalau di Bali mereka bisa dapat Rp4 juta, mending mereka ke Bali dan tidur di hotel bintang 4, pasti dia akan pilih itu,” tuturnya.

Senada, Hotel Manager Royal Singosari Trawangan, Rikardus Jumas mengatakan jika pihak hotel menaikkan harga kamar terlalu tinggi pada moment MotoGP, tentunya menjadi bumerang bagi industri perhotelan. Terutama di wilayah Gili Trawanagan dan sekitarnya.

“Kalau kita menaikkan harga kamar terlalu tinggi hati-hati jangan sampai fastboat dari Bali direct ke Gili Mas, bukan ke Tiga Gili. Orang akan berpikir dari pada menginap di Gili, lebih baik saya menginap di Bali,” katanya. (dpi)

- Advertisement -

Berita Populer