29.5 C
Mataram
Kamis, 18 April 2024
BerandaBerita UtamaDianggarkan Rp1,2 Miliar, Budidaya Maggot di Mataram Masih Proses

Dianggarkan Rp1,2 Miliar, Budidaya Maggot di Mataram Masih Proses

Mataram (Inside Lombok) – Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram saat ini masih dalam proses pengurugan lahan untuk program budidaya maggot. Anggaran yang disiapkan untuk program tersebut mencapai Rp1,2 miliar.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram, H. M. Kemal Islam mengatakan program budidaya maggot ini ditargetkan bisa mengurangi produksi sampah rumah tangga yang dibuang ke TPA Kebon Kongok Lombok Barat. Karena nantinya sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga akan diolah.

“Kita harapan sampah rumah tangga dan kita lihat skalanya dulu sekitar 30 persen bisa berkurang, terutama sampah basah. Agustus tahun ini bisa beroperasi kalau semuanya bisa selesai,” katanya, Senin (18/4) di Mataram.

Dengan adanya budidaya maggot tersebut diyakini akan memberikan manfaat terhadap daerah. Selain pengurangan sampah, budidaya maggot juga akan dijadikan pakan. Saat ini pasar maggot sudah cukup banyak.

- Advertisement -

“Budidaya maggot sudah jelas dan jangan dihiraukan. Permintaan banyak,” ujaranya.

Untuk sistem pengelolaanya, sambung Kemal, akan dikelola oleh bank sampah yang sudah lama beroperasi. Sehingga ke depan, di samping memilah sampah plastik bank sampah di Kota Mataram akan membudidayakan maggot.

“Akan dikelola oleh organisasi yang sudah ada bank sampah. Itu bagian dari pengelolaan bank sampah,” katanya.

Sementara terkait dengan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang akan disumbang melalui budidaya maggot tersebut, Dinas LH Kota Mataram belum bisa menentukannya. Untuk program budidaya tersebut, tim ahli dari Bandung akan dilibatkan.

“Jadi tenaga ahli itu harus ada, dan itu harus ada tidak bisa tidak ada. Kalau hanya memelihara saja bisa, tapi kalau untuk pengembangan harus ada ahlinya,” kata Kemal.

Lokasi budidaya maggot dinilai tidak akan mengganggu rencana pembangunan Pasar Kebon Roek yang baru. Karena lokasinya yang sangat jauh, meskipun sama-sama akan dibangun di lingkungan Kebon Talo Ampenan.

“Itu kan lebih dulu ada bank sampah dari pada pasar. Tidak terdampak,” tutupnya. (azm)

- Advertisement -

Berita Populer