28.5 C
Mataram
Kamis, 25 April 2024
BerandaBerita UtamaDinkes Mataram Kesulitan Memantau Pasien COVID-19 Isolasi Mandiri

Dinkes Mataram Kesulitan Memantau Pasien COVID-19 Isolasi Mandiri

Mataram (Inside Lombok) – Dinas Kesehatan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengatakan masih kesulitan melakukan pemantauan terhadap pasien COVID-19 yang teridentifikasi tanpa gejala dan melakukan isolasi mandiri.

“Ini terjadi karena masih banyak rumah sakit (RS) tidak melaporkan pasien COVID-19 yang melakukan isolasi mandiri. RS yang memiliki PCR (polymerase chain reaction), dan mendapatkan pasien positif COVID-19 tanpa gejala, tidak melapor ke kami sehingga kita tidak punya informasi dan data pasien,” kata Plh Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram drg Dian Nita Rahmi di Mataram, Rabu.

Ia mengakui berdasarkan aturan dari kementerian saat ini puskesmas diminta untuk melakukan pengawasan terhadap pasien COVID-19 yang melakukan isolasi mandiri. Akan tetapi, tanpa informasi dan data dari RS yang memiliki PCR, pihak puskesmas tidak bisa melakukan pengawasan pasien selama isolasi mandiri.

“Semestinya, ketika RS mendapatkan pasien positif COVID-19 tanpa gejala dan disarankan isolasi mandiri, harus segera dilaporkan ke puskemas terdekat di wilayahnya sehingga puskemas memiliki data sebagai dasar untuk pengawasan,” katanya.

- Advertisement -

Seperti halnya yang dilakukan RS Harapan Keluarga beberap hari lalu, menemukan pasien positif COVID-19 tanpa gejala dan disarankan isolasi mandiri, langsung dilaporkan ke puskesmas terdekat untuk dilakukan pengawasan.

“Kalau semua RS seperti itu, kita bisa koordinasi juga dengan Babinsa dan Bhabinkamtibmas untuk melakukan pengawasan terhadap pasien tersebut,” katanya.

Selama ini, masih banyak masyarakat yang belum pahan terhadap isolasi mandiri. Pasalnya, isolasi mandiri terhadap pasien COVID-19 tanpa gejala bukan hanya tidak boleh keluar rumah melainkan juga tidak boleh keluar kamar.

“Nyatanya, ada pasien COVID-19 isolasi mandiri, tapi nonton dan makan bareng dengan keluarga. Hal inilah yang berpotensi anggota keluarga lain tertular dan menjadi klaster keluarga,” katanya.

Terkait dengan itu, drg Dian berharap, Direktur RSUD Kota Mataram dr HL Herman Mahaputra yang juga menjadi Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) NTB, dapat menginformasikan kepada semua RS agar memberikan laporan terhadap pasien yang teridentifikasi positif COVID-19.

“Kami sebelumnya juga sudah bersurat ke semua RS agar bisa kooperatif melaporkan pasien yang teridentifikasi positif COVID-19, namun hal itu belum berjalan maksimal,” katanya.

Selain itu, Satgas COVID-19 bisa segera merealisasikan pembukaan RS darurat sebagai tempat isolasi mandiri bagi pasien yang positif COVID-19 tanpa gejala.

“Kalau sudah ada RS darurat untuk pasien isolasi mandiri, kita bisa lebih fokus dalam pengawasan, penanganan dan pencegahan penularan COVID-19,” katanya. (Ant)

- Advertisement -

Berita Populer