25.5 C
Mataram
Kamis, 25 April 2024
BerandaBerita UtamaJelang MotoGP, UMKM dan Industri Perhotelan Perlu Bangun Kemitraan

Jelang MotoGP, UMKM dan Industri Perhotelan Perlu Bangun Kemitraan

Mataram (Inside Lombok) – Menjelang event bergengsi dunia MotoGP di 2022, Wakil Gubernur (Wagub) NTB Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah mendorong UMKM bersinergi. Antara lain dengan pengusaha perhotelan dan restoran di NTB menjalin kerjasama dan kemitraan dalam memasarkan produk unggulan.

“Hal yang paling penting, produk UMKM kita dapat terserap secara konkret,” kata Wagub saat menerima audiensi Deputi Bidang Industri dan Investasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI, Rabu (22/12).

Dengan kolaborasi tersebut, UMKM juga harus memperhatikan kualitas maupun kuantitas produknya. Baik dari segi ketersediaan bahan baku, intensitas dan kontinuitas serta kemasan produknya. Terlebih yang telah dikurasi sesuai dengan standar pasar.

Proses kurasi ini sangat penting, bagi industri perhotelan dan restoran. Sehingga produk UMKM layak untuk dipasarkan atau digunakan di tempat tersebut. “Apalagi potensi yang kita miliki di NTB cukup berlimpah. Untuk dikembangkan dan dimanfaatkan oleh UMKM,” ujar Wagub.

- Advertisement -

Menurutnya, perhotelan juga membutuhkan bahan dan produk UMKM lokal untuk melengkapi kebutuhan hotel. Seperti sabun, sampo, kopi, teh dan bahan sembako untuk konsumsi harian pengunjung hotel.

Selain itu, Wagub juga menekankan UMKM, industri perhotelan dan jasa travel atau jasa pariwisata untuk lebih banyak mempersiapkan paket wisata. Karena pada saat MotoGP diproyeksikan akan banyak pengunjung yang tidak hanya menonton MotoGP. Namun membutuhkan atraksi dan hiburan serta destinasi yang lain di NTB.

“Ini membutuhkan sinergi dan kolaborasi, termasuk pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, untuk memperhatikan paket wisata sebagai peluang ekonomi bagi masyarakat,” pesan Wagub.

Hal lain juga yang harus menjadi perhatian, adalah ketersediaan Hotel-hotel dan penginapan. Baik itu jumlah kamar hotel maupun homestay untuk pengunjung yang 10 kali lebih besar dari pengunjung WSBK. Begitupun penerapan Prokes Covid-19 harus diperhatikan, karena pandemic belum berakhir.

“Saat ini saja ketersediaan 16.000 kamar baik di hotel dan homestay di NTB, khususnya di pulau Lombok, masih kurang, maka harus di dorong penambahan homestay, penginapan alternatif dan lainnya,” tandasnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf RI, Fadjar Hutomo mengatakan gelaran MotoGP harus memiliki efek dan pengaruh besar terhadap kunjungan wisata di NTB dan Indonesia pada umumnya.

“Sehingga kita dapat mendapatkan manfaat ekonomi dari kegiatan ini. Kebermanfaatannya untuk masyarakat, itu yang paling penting,” ujarnya.

Pihaknya menekankan terkait rantai pasok dan peran serta dan keterlibatan masyarakat atau UMKM lokal untuk ambil bagian dalam persedian potensi produk dan bahan lainnya. Diakuinya bahwa berbicara rantai pasok untuk persediaan perhotelan, usaha restoran dan lainnya melibatkan kepentingan dan kebijakan multi pihak.

“Baik itu industri, UMKM, perdagangan, pertanian, perkebunan, peternakan dan pihak lain untuk bersinergi dan berkolaborasi,” ucapnya. (azm)

- Advertisement -

Berita Populer