25.5 C
Mataram
Jumat, 26 April 2024
BerandaBerita UtamaLobar Zona Merah, Semua Sekolah Akan Kembali Ditutup

Lobar Zona Merah, Semua Sekolah Akan Kembali Ditutup

Kegiatan pembelajaran tatap muka di salah satu sekolah yang sudah mendapat izin di Lobar beberapa waktu lalu . (Inside Lombok/dok).

Lombok Barat (Inside Lombok) – Wilayah Kabupaten Lombok Barat (Lobar) masuk menjadi wilayah dengan zona merah kasus Covid-19 per 22 Juli 2021 malam kemarin. Terkait hal itu, pembelajaran tatap muka di sekolah dinilai tidak bisa dilakukan lagi.

Sekda Lobar, H. Baehaqi, Jum’at (23/07/2021) mengatakan, mulai Senin (26/7/2021) pekan depan seluruh sekolah di Lobar akan kembali ditutup. Hal itu sesuai dengan instruksi dari Bupati Lobar, H. Fauzan Khalid.

“Sekarang kita akan panggil Kadis Dikbud dulu untuk segera menurunkan surat ke semua sekolah. Termasuk Kemenag juga, agar semua sekolah, madrasah di Lombok Barat supaya ditutup” tegas Baehaqi.

Kebijakan penutupan ini diakuinya akan menyesuaikan dengan situasi dan kondisi kasus Covid-19 Lobar. Bila nantinya Lobar keluar dari zona merah, akan dilakukan evaluasi kembali untuk pemberian izin belajar tatap muka. Bagi sekolah yang kesiapannya sudah matang.

- Advertisement -

“Termasuk 11 sekolah itu, semua harus ditutup dan ini instruksi langsung dari Bupati” tandasnya.

Senada dengan itu, Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit, dan Kesehatan Lingkungan (P3KL) Dinas Kesehatan (Dikes) Lobar, dr. Ahmad Taufik Fathoni mengatakan, dengan status sebagai zona merah Covid-19, untuk berkegiatan di luar rumah saja saat ini sudah tidak boleh. Apalagi untuk anak-anak yang harus belajar di sekolah.

Untuk itu, masalah izin belajar tatap muka saat ini dilimpahkan kepada tim Satgas Covid-19 Kabupaten. Sehingga jangan sampai anak-anak sekolah justru terpapar Covid-19.

“Kan ini sudah zona merah, harusnya semua ditutup, gak boleh ada yang gerak untuk membuka sekolah saat ini. Kantor saja WFH, kenapa kok sekolah boleh,”katanya.

Terlebih persentase vaksinasi guru di Lobar hingga saat ini masih rendah.

“Dulu kami siapkan mereka (vaksin) gak ada yang mau, giliran sudah ada persyaratan dan diancam harus vaksin seperti ini baru mau” tukasnya.

- Advertisement -

Berita Populer