28.5 C
Mataram
Jumat, 29 Maret 2024
BerandaBerita UtamaMakin Terbuka Lebar, Potensi Ekspor NTB Perlu Dukungan Berbagai Pihak

Makin Terbuka Lebar, Potensi Ekspor NTB Perlu Dukungan Berbagai Pihak

Lombok Barat (Inside Lombok) – Provinsi NTB dinilai memiliki potensi besar untuk mengembangkan komoditas yang banyak diminati mancanegara. Seperti vanili, kopi, hingga sarang walet dan berbagai kerajinan tradisional yang memiliki nilai ekspor tinggi.

Tingginya permintaan pengiriman berbagai hasil pertanian ke luar negeri menjadi tantangan ke depannya. Karena daerah harus mampu menjamin kualitas dan kontinuitas ketersediaan produk-produk tersebut.

Namun kendala yang masih dihadapi para pelaku usaha adalah belum tersedianya kontainer ekspor di Lombok. Sehingga saat akan mengirimkan produk ekspor, mereka terpaksa harus mendatangkan kontainer ekspor dari luar. Sementara penyediaan fasilitas itu memerlukan biaya yang cukup tinggi.

Sekda provinsi NTB, H. Lalu Gita Ariadi menyebut komoditi unggulan yang dihasilkan NTB ke depannya harus memiliki nilai tambah. “Nilai tambah ekonomi itu melalui kegiatan ekspor, harus lebih kita galakkan,” ucapnya dalam acara Gebyar Ekspor di Pelabuhan Gili Mas Lembar, Jumat (31/12/2021).

- Advertisement -

Dengan begitu potensi ekspor berbagai produk unggulan NTB harus digarap sebaik-baiknya. Termasuk kolaborasi dengan berbagai pihak. Karena ketentuan persyaratan ekspor harus menyesuaikan dengan syarat tingkat internasional.

“Dinas kita genjot untuk terus memberi pembimbingan meningkatkan kapasitas produksi. Sehingga secara kuantitas terpenuhi, kualitas terus kita benahi dan kontinuitas produk kita tetap terjaga,” harapnya.

Karena saat pasar sudah mulai menerima produk unggulan tersebut, mereka butuh kepastian apakah akan bisa terus menerima untuk memenuhi kebutuhan konsumen mereka.

“Selain bersinergi, harus terus berinovasi dan konsistensi dari para stakeholder. Termasuk pemerintah juga perlu,” pesan Sekda.

Ia menilai peluang ekspor yang terbuka di NTB harus dimanfaatkan untuk bisa mengirimkan produk sebanyak-banyaknya. Karena potensi di NTB dinilai cukup mendukung.

Ditemui di lokasi yang sama, Kepala Balai Karantina Kelas I Mataram, drh. Arinaung mengakui potensi ekspor NTB saat ini sudah mulai berkembang. Tidak hanya soal gerabah, tetapi juga sekarang lebih ke soal hasil pertanian. Mulai dari vanili, kopi, teh kelor, hingga sarang walet.

“Di lapangan tantangan kita juga bagaimana kita harus saling bersinergi untuk bisa meningkatkan produktivitas, kualitas dan kontinuitas. Untuk bisa mendapatkan pasar ekspor,” ujar Ari.

Sehingga pihaknya akan berupaya menjamin hal-hal teknis untuk karantina. seperti pelayanan yang dapat diberikan, supaya produk-produk yang akan dikirimkan bisa memenuhi persyaratan negara tujuan.

“Dengan pelayanan karantina, bagaimana caranya komoditas yang diekspor itu bisa diterima dengan baik di negara tujuan,” jelasnya.

Komoditas ekspor yang dikirim NTB pun kian bervariasi. Selain kerajinan, kini yang mulai banyak diminati juga teh kelor, madu, kopi, hingga sarang burung walet.

Dicontohkan, pada hari terakhir 2021 kemarin total nilai ekspor yang dilakukan mencapai sekitar Rp 369 juta. Negara tujuan ekspor antara lain China, Malaysia, Singapura, Belanda dan Belgia.

“Tahun 2020 ekspor pertanian kita senilai Rp3,6 miliar, lalu di tahun 2021 menjadi Rp7,1 miliar. Artinya, ada peningkatan 96 persen; ini lah hasil dari kolaborasi itu,” bebernya bangga.

Untuk tahun 2022 ini pihaknya memasang target peningkatan ekspor sekitar 20 persen dari tahun 2021. Sehingga pihaknya mendorong para pelaku usaha supaya berani melakukan ekspor. Termasuk dengan dukungan fasilitas agar pengiriman sesuai standar, dan komoditas yang dikirim diterima dengan baik di negara tujuan. (yud)

- Advertisement -

Berita Populer