32.5 C
Mataram
Sabtu, 20 April 2024
BerandaBerita UtamaMassa Aksi di Loteng Serukan Hentikan Kerjasama Investor Prancis di Proyek MotoGP

Massa Aksi di Loteng Serukan Hentikan Kerjasama Investor Prancis di Proyek MotoGP

Lombok Tengah (Inside Lombok)- Aksi demonstrasi mengecam pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron berlangsung di depan Bandara Lombok, Jum’at (6/11/2020) siang.

Massa yang berasal Gerakan Muda Islam Indonesia (Gemini) menyerukan untuk memboikot produk buatan Prancis yang ada di Lombok.

“Boikot produk Perancis karena kita ingin berperang secara ekonomi. Tidak usah beli produk-produknya”,kata salah satu koordinator aksi, M. Syamsul Qomar.

Selain itu, massa aksi menyerukan agar kerjasama dengan investor Perancis di mega proyek sirkuit MotoGP dihentikan. “Karena itu produk Perancis”,tegasnya.

- Advertisement -

Meski sirkuit MotoGP disebut sebagai proyek yang akan mendatangkan manfaat ekonomi yang besar bagi masyarakat, namun dia menilai bahwa itu bukan alasan membiarkan Nabi Muhammad SAW dihina oleh presiden Perancis.

“Jangan sampai karena proyek, karena uang, Rasulallah SAW kita biarkan dihina”, ujarnya.

Sementara itu, masa aksi yang lain, Fathurrahman, meminta kepada Gubernur NTB Zulkieflimansyah untuk memerintah Kepala Dinas Perdagangan untuk segera memboikot produk-produk Perancis dari retail-retail yang ada di NTB.

“Kalau tidak, kita pertanyakan kepemimpinan gubernur”,cetusnya.

Selain berorasi di depan Bandara Lombok, masa aksi juga berorasi di depan gudang PT Indomarco yang berada di Batujai. Saat itu, masa aksi membakar foto Presiden Perancis, Emmanuel Macron.

Sebagaimana diberitakan, pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron terkait ekstremisme Islam telah menuai reaksi keras dari berbagai negara, terutama negara Arab dan negara mayoritas Islam.

Macron dianggap telah menghina Islam dan membela penerbitan kartun Nabi Muhammad yang kontroversial.

Sejumlah negara telah menyampaikan kecamannya atas pernyataan Macron tersebut, sementara aksi boikot produk Prancis telah diserukan di beberapa negara, termasuk Kuwait, Qatar, dan Turki.

- Advertisement -

Berita Populer