30.5 C
Mataram
Kamis, 25 April 2024
BerandaBerita UtamaRawan Kekerasan Terhadap Anak Selama Pandemi

Rawan Kekerasan Terhadap Anak Selama Pandemi

Ilustrasi kekerasan terhadap anak. (Image Source : Malang TIMES)

Mataram (Inside Lombok) – Kasus kekerasan terhadap anak di Kota Mataram masih terjadi. Berdasarkan data Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak (DP3A) Kota Mataram, tahun 2021 ini jumlah kasus kekerasan terhadap anak yaitu sebanyak tujuh kasus.

Kepala DP3A Kota Mataram, Hj. Dewi Mardiana Ariany mengatakan, tujuh pengaduan kekerasan terhadap anak di Kota Mataram didominasi oleh hak asuh anak. Sementara untuk kekerasan seksual hanya satu kasus. Sementara sebanyak lima kasus lainnya merupakan perebutan hak asuh anak.

“Kalau dibandingkan dengan tahun 2020 itu sebanyak 11 kasus,” katanya.

Menurut Dewi, potensi kekerasan terhadap anak pada masa pandemi Covid-19 ini cukup rawan terjadi. Pasalnya, anak – anak akan lebih banyak berada di lingkungan keluarga. Sehingga bisa mengetahui dengan jelas kondisi keluarga yang sebenarnya.

- Advertisement -

“Kan pada masa pandemi ini anak – anak tahu apapun yang terjadi di rumah itu. Yang dulu lebih banyak disembunyikan oleh orang tua dan ayah yang kurang hamonis. Sekarang kan anak – anak pada tahu. Dan sekarang bagaimana kita sebagai orang tua ini mampu menekan keegoan kita,” katanya.

Selain menekan kasus kekerasan terhadap anak, DP3A Kota Mataram juga sedang berupaya menekan perkawinan anak. Upaya yang dilakukan yaitu melalui kegiatan secara online dan dikerjasamakan dengan forum anak kota. Peserta kegiatan tersebut perwakilan dari masing – masing kecamatan yaitu 5 – 15 orang anak.

Selain itu lanjut Dewi, untuk mencegah perkawinan dan kekerasan terhadap anak, orang – orang tua harus bisa bahagia. “Orang tua harus bahagia dulu baru bisa menghandle putra putrinya. Kalau dirinya tidak bahagia, kan bagaimana. Itu yang saya tekankan,” kata Dewi.

Meskipun selama pandemi, kegiatan belajar mengajar masih menggunakan daring orang tua dituntut untuk mampu membimbing anak – anak. “Kalau dari sisi agama kita harus lebih besar kesabaran dan keikhlasan serta ketakwaan itu,” harap Dewi.

- Advertisement -

Berita Populer