25.5 C
Mataram
Jumat, 29 Maret 2024
BerandaBerita UtamaSatu dari 19 PS Ditemukan di Cafe Meliwis Gunakan Identitas Palsu

Satu dari 19 PS Ditemukan di Cafe Meliwis Gunakan Identitas Palsu

Sidak di Cafe Meliwis oleh petugas, Kamis (05/08/2021). (Inside Lombok/M.Deni Zarwandi).

Lombok Timur (Inside Lombok) – Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP) Lombok Timur (Lotim) kembali melaksanakan sidak faktual administrasi di sejumlah cafe yang ada di Kecamatan Labuhan Haji.

Dari hasil sidak di Cafe Meliwis, petugas menemukan sebanyak 19 partner song (PS) dari luar daerah. Dan satu di antaranya diketahui menggunakan identitas palsu.

“Karena tadi ada kasus satu orang di Cafe Meliwis memiliki KTP tidak terdeteksi di sistem SIAK atau boleh dibilang palsu,”ucap Kepala Bidang Perundang-undangan Satpol PP Lotim Sunrianto, Kamis (05/08/2021).

Sidak yang dilakukan oleh Satpol PP Lotim yaitu untuk verifikasi faktual terhadap administrasi karyawan cafe, kependudukan, izin domisilinya untuk apa serta kesesuaian identitas KTP dengan sistem administrasi kependudukannya. Apakah cocok atau tidak dengan data yang ada di Disdukcapil.

- Advertisement -

Mendapati adanya PS menggunakan identitas palsu, pihak Satpol PP Lotim meminta kepada pengelola untuk memverifikasi datanya ke Disdukcapil untuk disesuaikan dengan pemilik NIK.

“Kita berikan batas waktu tiga hari untuk verifikasi, dan kalau tidak diindahkan maka kita akan melakukan penertiban,” jelasnya.

Kemudian saat dikonfirmasi ke Disnakertrans Lotim untuk diverifikasi terkait kontrak kerja, dijelaskan bahwa setiap karyawan atau pegawai harus jelas kontrak kerjanya. Begitu pula dengan jam kerja serta telah diasuransikan pengelola.

“Intinya bahwa kita ingin semua partner song ini memiliki identitas yang jelas bukan penduduk yang ilegal, untuk dimaklumi jumlah PS yang ada di Cape Meliwis jumlahnya 19 orang dan semuanya dari luar daerah,” katanya.

Sunrianto juga berharap kepada para PS dan pengelola, agar para PS maupun pengelola cafe untuk berpakaian yang sopan. Hal itu agar bisa merubah mindset masyarakat selama ini terkait dengan hal-hal negatif terhadap para PS.

“Para PS kita sarankan menggunakan busana yang sopan untuk merubah image selama ini, para PS identik dengan hal-hal yang negatif karena daerah kita adalah kota santri dan seribu masjid, maka itu harus dijaga,” imbuhnya.

- Advertisement -

Berita Populer