27.5 C
Mataram
Sabtu, 20 April 2024
BerandaBerita UtamaSedih, Kakek Sebatang Kara Ini Sudah Delapan Tahun Tinggal di Gubuk Reyot

Sedih, Kakek Sebatang Kara Ini Sudah Delapan Tahun Tinggal di Gubuk Reyot

Lombok Tengah (Inside Lombok)- Kakek Denah (75), warga Desa Sepakek Kecamatan Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) tinggal sebatang kara di sebuah gubuk kecil yang terletak di pematang sawah milik warga.

Dia tinggal di tempat tak layak itu sudah delapan tahun. Gubuk tersebut tidak bisa disebut rumah. Ukurannya tidak luas, berlantai tanah, dinding dan atap dibuat dari seng yang juga sudah bolong.

Sedangkan tempat tidurnya dibuat dari kayu yang tidak bisa menampung sepanjang badannya.

“Sudah delapan tahun tinggal di gubuk ini”,kata Kakek Denah ketika ditemui wartawan, Rabu (25/11/2020) di gubuk kecilnya yang ada di desa Sepakek.

- Advertisement -

Untuk makan, Kakek Denah memperolehnya dari hasil membantu warga. “Lalo mengkulik (kerja)”,katanya dengan pandangan sayu.

Di satu sisi, dia mengaku khawatir gubuk yang ditinggalinya akan rubuh ketika terjadi hujan dan angin kencang. Sejauh ini, kalau hujan turun, Kakek Denah berlindung ke rumah tetangga sekitar.

Kakek Denah sudah delapan tahun tinggal sendirian di gubuk pematang sawah ini, Rabu (25/11/2020). (Inside Lombok/Ida Rosanti)

Sedangkan siang hari ia sering menghabiskan waktu di musala kampung untuk menghindari panas terik yang menyengat kulit di gubuk kecilnya.

“Malam tidur (di sini). Mau (kalau dibuatkan rumah)”,harapnya.

Beberapa hari lalu, Kakek Denah mendapatkan bantuan sembako dari Pemerintah Provinsi NTB. Hal itu disyukurinya karena bisa membantu untuk memenuhi kebutuhan pangannya.

Sementara itu, tetangga Kakek Denah, Supardan berharap agar pemerintah desa, kabupaten dan juga provinsi memperhatikan Kakek Denah.

Dia mengaku sering menawarkan Kakek Denah untuk tinggal di rumahnya atau di rumah tetangga lain. Hanya saja, dia merasa tidak enak sehingga tetap tinggal di gubuknya.

“Kami meminta kebijaksanaan Pemda dan Pemdes dan pusat untuk perhatikan dia”,harapnya.

Setau dia, Kakek Denah tidak memiliki keluarga lantaran tidak ada yang pernah datang mencari atau berkunjung. “Makanya kalau hujan kadang dia datang ke rumah saya”,katanya.

Di matanya sebagai tetangga, Kakek Denah masih normal meski sudah berusia lanjut (lansia). “Dia sering bantu-bantu warga, untuk beli beras”, imbuhnya.

- Advertisement -

Berita Populer