32.5 C
Mataram
Sabtu, 20 April 2024
BerandaBerita UtamaSerapan Minim, Bulog Diminta Perbanyak Penyaluran Jagung dan Gabah

Serapan Minim, Bulog Diminta Perbanyak Penyaluran Jagung dan Gabah

Mataram (Inside Lombok) – Serapan hasil panen jagung dan gabah miliki petani yang difasilitasi Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Kanwil NTB dinilai masih rendah. Padahal di NTB mempunyai potensi jagung berlimpah tapi tidak dapat terdistribusi dengan cepat lantaran kelemahan sistem logistik pangan.

Menurut Badan Pangan Nasional, jagung menjadi salah satu sumber pakan ayam ras dan ayam petelur yang saat ini harganya meroket. Untuk pangan nasional tengah bergotong royong percepatan logistik pangan. Jika ekosistem pangan ini sudah berjalan, produksi pangan yang ada di NTB seperti jagung cukup berlimpah akan menjadi sumber pangan bahkan bisa didorong untuk ekspor.

“Kalau mau dia (Bulog) tinggi (serapan, red) maka harus ada salurannya, yaitu beras disalurkan ke PNS dan TNI/Pori,” ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) NTB, H. A. Aziz, Senin (27/6).

Dengan adanya kebijakan dari pusat oleh Badan Pangan Nasional mengharuskan Bulog itu harus bisa menyerap hasil panen jagung dan gabah milik petani, misalnya gabah. Masih rendahnya serapan ini karena Bulog kurang memanfaatkan saluran di daerah. Yakni potensi pembeli beras dari ASN atau TNI/Polri se NTB.

- Advertisement -

“Saat ini kabupaten/kota yang (ASN) sudah beli untuk bantu petani adalah Lobar, Loteng, Sumbawa dan KSB,” katanya.

Di mana untuk pembelian beras petani oleh ASN se NTB ini telah diberlakukan setelah terbitnya Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 50-394 Tahun 2021 tentang Pemanfaatan Produk dan Hasil Olahan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Melalui Bela dan Beli Produk Lokal. Seharusnya kebijakan tersebut dapat dimanfaatkan Bulog. Agar serapan gabah meningkat tinggi begitu juga dengan jagung.

Sedangkan untuk jagung diharapkan segera diaktifkannya pabrik Corn Drying Center (CDC) milik Bulog di Desa Nusajaya, Kecamatan Manggelewa, Kabupaten Dompu, NTB. Dengan catatan, peran Pelabuhan Badas pun harus siap.

“Ini harus segera beroperasi, tapi harus siap juga pelabuhan. Sesuai permintaan dari tenaga ahli Menteri Perhubungan yang sudah datang kesana meminta untuk mengkoordinasikan dengan pemda setempat,” jelasnya

Di mana dalam dua bulan ini sudah terpasang alat mekanisasi bongkar muat berupa penyedotan jagung yang langsung masuk ke dalam kapal. Saat ini tengah digenjot, dengan mekanisasi bongkar muat berupa alat sedot ini tak perlu lagi menggunakan tenaga manusia lebih banyak serta menghemat waktu.

“Karena hanya menghubungkan truk-truk berisi jagung langsung masuk ke dalam kapal. Jika hanya mengandalkan tenaga manusia untuk bongkar muat dipastikan memakan waktu sangat lama,” ungkapnya.

Lantaran kapasitas kapal ini bisa 10 ribu ton jagung dengan kapasitas angkut truk sebanyak empat hingga lima ratus ton. Untuk bongkar muat ini butuh waktu hingga lima hari dengan tenaga manusia. Sedang diupayakan mekanisasi bongkar muat ini di Pelabuhan Badas, Pelabuhan Bima dan Calabai termasuk dermaga sandar bagi kapal-kapal ini.

“Bongkar muat kita disana masih manual dan sistem curah untuk pembelian jagungnya,” ucapnya.

Di sisi lain Kepala Perwakilan Perum Bulog NTB Abdul Muis mengatakan, Perum Bulog saat ini tengah membangun Pabrik Corn Drying Center (CDC) atau pusat pengeringan jagung di Desa Nusajaya, Kecamatan Manggelewa, Kabupaten Dompu. CDC ditargetkan akan beroperasi pada September 2022, untuk mendukung proses hilirisasi jagung sebagai komoditas unggulan yang berlimpah produksinya di Dompu dan Bima.

“Jadi CDC ini masih dalam proses penyelesaian. Sehingga ketika sarana tersebut jadi di bulan September, maka adanya sarana ini Bulog bisa lebih optimal membeli jagung petani,” ujarnya

Bulog menyerap jagung petani dengan harga Rp 4.400 per kg, di atas harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp 3.150 per kg. Hal ini bertujuan agar Bulog menyerap jagung dengan harga standar, dapat menyelamatkan petani jagung dari kerugian, dan meningkatkan semangat petani untuk bertanam. Penyerapan Bulog ini bersinergi dengan swasta, salah satunya dengan PT Segar Agro Nusantara.

“Bulog sedang melakukan pembelian jagung PSO, rencana 5.000 ton dan sudah terealisasi 1.000 ton dengan harga Rp 4.450 per kg include pajak,” jelasnya. (dpi)

- Advertisement -

Berita Populer