30.5 C
Mataram
Kamis, 25 April 2024
BerandaBerita UtamaTPA Regional Mulai Menyempit, Landfill Cadangan Disiapkan

TPA Regional Mulai Menyempit, Landfill Cadangan Disiapkan

Mataram (Inside Lombok) –

Lokasi pembuangan sampah ke TPA Regional Kebon Kongok, Lombok Barat masih terganggu. Hal ini disebabkan karena luas lahan pembuangan yang masih tersisa sudah mulai menyempit. Namun, dalam waktu dekat lahan tempat pembuangan atau landfill cadangan sudah mulai difungsikan.

Hal itu dikatakan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram, H. M. Kemal Islam Rabu (10/11) di Mataram. Ia mengatakan, Pemerintah Provinsi NTB mendapatkan bantuan dari kementerian PU untuk pembuatan landfill. Jumlah bantuan yang diperoleh untuk pembuatan landfill baru yaitu sebanyak Rp 37 miliar.

Pembebasan lahan ini akan dilakukan sebanyak dua tahap yaitu tahun 2021 ini dan tahun depan. Jumlah lahan yang akan dibebaskan yaitu seluas 4,8 ha. Proses pembebasan lahan ini sudah hampir rampung dan saat ini sedang dalam tahap appraisal.

- Advertisement -

“Kita akan membuat landfill darurat atau sementara. Dan minggu depan landfill ini sudah mulai operasikan. Siapa yang bilang macet,” ujarnya.

Kemal memastikan, tidak akan ada penutupan TPA Regional pada awal tahun depan. Akan tetapi saat ini pembuangan sedikit terlambat karena dipengaruhi oleh faktor cuaca dan sisa lahan di lokasi yang sudah sempit.

“Itu hampir penuh. Itu sekitar 29 are yang tersisa. Sebenarnya masih bisa dipakai hingga akhir Desember, tapi karena kondisi hujan licin dan kita tidak bisa paksakan kendaraan untuk naik. Pemerintah Provinsi NTB sudah melakukan upaya pembangunan landfill baru di tahun 2022,” katanya.

Ditegaskannya, Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram akan berusaha agar TPA Regional tidak ditutup. Karena jika hal tersebut terjadi, maka belum ada lahan lain di Kota Mataram yang akan digunakan untuk membuang sampah. Sementara produksi sampah di Kota Mataram yaitu sebanyak 350 ton per hari.

Sampah yang dihasilkan tidak semua dibuang ke TPA melainkan diolah oleh Dinas Lingkungan Hidup menjadi pupuk. Dari 350 ton sampah tersebut yang dibuang sebanyak 220 – 230 ton sampah yang dibuang ke TPA.

“Kita terus kurangi yang dibuang ke TPA ini. Cuma terjadi keterlambatan saja ini, karena harus antre. Yang biasanya hanya 1 jam bolak balik TPA ke TPS. Kemudian sekarang menjadi 2-3 jam dan bahkan kadang-kadang menjadi 4 jam,” kata Kemal. (azm)

- Advertisement -

Berita Populer