31.5 C
Mataram
Jumat, 19 April 2024
BerandaBerita UtamaWisatawan Tidak Lagi Diwajibkan Swab PCR

Wisatawan Tidak Lagi Diwajibkan Swab PCR

Kepala Dinas Pariwisata Kota Mataram H. Nizar Deny Cahyadi (Inside Lombok/ Azmah)

Mataram (Inside Lombok) – Wisatawan yang akan menginap di Kota Mataram tidak lagi diwajibkan untuk swab PCR. Melainkan bisa menunjukkan swab antigen dan kartu vaksin.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Mataram, H. Nizar Deny Cahyadi mengatakan, kebijakan ini akan menjadi angin segar bagi pelaku pariwisata di Kota Mataram. Karena sebelumnya, Pemkot Mataram mewajibkan wisatawan yang akan menginap untuk swab PCR.

Kebijakan ini berdampak pada rendahnya tingkat okupansi di Kota Mataram. Saat ini, okupansi hotel di Kota Mataram yaitu sebanyak 10 – 15 persen.

“Ada angin segar lah buat pelaku perhotelan. Bahwa hotel boleh menerima tamu yang swab antigen dan kartu vaksin. Ini kan lebih murah dan realistis untuk wisatawan,” katanya.

- Advertisement -

Dengan kebijakan tersebut, Deny menilai akan sangat memudahkan wisatawan untuk datang berkunjung. Sehingga berpotensi tingkat okupansi di Kota Mataram akan meningkat. Selain itu, Dinas Pariwisata Kota Mataram juga menggenjot vaksinasi untuk pelaku pariwisata.

“Pelaku pariwisata kita hampir 85 persen sudah divaksin. Kalau pelaku hotel hampir 90 persen. Sisanya nunggu vaksin ada dulu. Kan guide belum dan masih banyak pelaku pariwisata yang belum,” kata Deny.

Saat ini untuk menarik wisatawan berkunjung ke Kota Mataram, pemda memberikan pelayanan kesehatan bagi wisatawan yang menginap. Di mana, jika ada wisatawan yang sakit atau terkonfirmasi positif menginap di hotel di Kota Mataram akan langsung ditangani oleh petugas kesehatan.

“Dinas Pariwisata akan menandatangani MoU dengan RSUD Kota Mataram. MoU tersebut kami buat demi kenyamanan wisatawan yang berkunjung ke Kota Mataram. Pelayanan kesehatan di hotel akan kami lakukan dengan baik,” ungkapnya.

Sementara itu, Walikota Mataram, H. Mohan Roliskana mengatakan, perubahan kebijakan ini dilakukan karena biaya untuk swab PCR lebih mahal daripada biaya penginapan di hotel.

“Kebijakan kita untuk swab PCR ini kan terlalu memberatkan. Lebih mahal bayar PCR daripada nginap dihotelnya,” kata Mohan

Mohan menjelaskan, kebijakan swab PCR yang diberlakukan sebelumnya karena melihat kondisi Kota Mataram. Namun saat ini, kegiatan di Kota Mataram sudah ada kelonggaran maka keinginan pelaku pariwisata akan diakomodir.

“Kemarin kan kondisi kita mengharuskan melakukan itu.Tapi kan sekarang karena ada kelonggaran kita mengakomodasi keinginan-keinginan mereka,” ujarnya.

- Advertisement -

Berita Populer