26.5 C
Mataram
Rabu, 4 Desember 2024
BerandaDaerahNTBMetode Semai Kering Bantu Petani Hadapi Musim Kemarau

Metode Semai Kering Bantu Petani Hadapi Musim Kemarau

Mataram (Inside Lombok) – Musim kemarau yang melanda hampir seluruh wilayah NTB berdampak pada masa tanam dan panen raya yang mundur. Menghadapi kondisi itu, dibutuhkan penerapan pola tanam yang baru, yakni dengan pola semai kering padi.

Penerapan pola semai kering padi ini sudah dikembangkan oleh Kelompok Tani Ai Amit yang ada di Desa Tapir, Kecamatan Seteluk, Kabupaten Sumbawa Barat. Di mana penerapan pola tanam tersebut memberikan beberapa keunggulan bagi para petani, terutama pada kondisi musim kemarau panjang di NTB beberapa bulan belakangan ini.

“Metode ini dapat menjadi solusi kami dalam menghadapi kondisi cuaca kering atau El Nino karena tidak memerlukan air yang banyak saat proses pembenihan,” ujar Ketua Kelompok Tani Ai Amit, A. Hamid, Senin (26/2).

Penggunaan metode semai kering yang dilakukan memiliki beberapa keunggulan antara lain, efektif dalam penggunaan benih, mengurangi biaya tenaga kerja, hemat air, memotong rantai pola tanam, dan yang terpenting adalah pertumbuhan benih tersebut dapat dikontrol setiap saat. “Metode semai kering yang diterapkan oleh kelompok telah berhasil menurunkan biaya produksi hingga 40 persen,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) NTB, Berry Arifsyah Harahap mengatakan sebagai tindak lanjut hasil pertemuan dengan BRIDA provinsi NTB terkait dengan pola tanam semai kering melihat langsung berkembangannya, metode semai kering benih ini pertama kali diterapkan tahun 2015, setelah petani mendapatkan pelatihan dari Dinas Pertanian provinsi NTB.

Seiring berjalan waktu, petani di Desa Tapir dan menyebar juga hingga ke Desa Rempe. Saat ini mereka mulai mencontoh dan menerapkan pola semai kering benih padi, dengan luas lahan yang ada lebih dari 50 hektar sawah yang dimiliki oleh petani di daerah tersebut.

“Ke depannya BI berencana melakukan peningkatan kapasitas para petani klaster Binaan BI NTB untuk mereplikasi pola semai kering benih padi,” ujarnya. Dikatakan, pola tanam semai kering ini dapat menjadi contoh bagi kelompok tani lainnya karena keberhasilan pada proses pembenihan menjadi poin penting dalam mendorong akhir produksi tanaman padi.

Sebagaimana diketahui El Nino umumnya berdampak pada berkurangnya curah hujan. Dampak El Nino di Indonesia terasa kuat pada musim kemarau yaitu pada bulan Juli – Oktober. “Oleh karena itu, perlunya meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi pada bulan-bulan tersebut dengan menggunakan pola semai kering itu,” imbuhnya. (dpi)

- Advertisement -

Berita Populer