Mataram (Inside Lombok) – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jendral TNI Suharyanto datang ke NTB, Kamis (5/12). Kedatangannya untuk meletakkan batu pertama pembangunan gedung pusat pengendalian operasi (pusdalops) di kawasan kantor BPBD NTB.
Suharyanto dalam sambutannya mengatakan NTB termasuk daerah yang rawan bencana. Pembangunan gedung Pusdalops ini sebagai langkah antisipasi pemerintah pusat maupun daerah mitigasi bencana salah satunya tsunami. “Ini adalah salah satu rangkaian dari upaya negara BNPB dan khususnya pemerintah Provinsi NTB dan pemerintah Kota Mataram dalam upaya mencegah aspek pencegahan penanggulangan bencana,” katanya Kamis (5/12) pagi.
Ia mengatakan, penanggulangan bencana itu tidak hanya dilakukan pada saat terjadinya bencana. Akan tetapi, pencegahan sebelum terjadinya bencana sangat penting dilakukan untuk meminimalisir risiko. “Seharusnya kita menghindari bencana. Kalau tidak bisa dihindari kita bisa memperkecil risiko terjadinya bencana. Karena itu lah penting dilakukan aspek pencegahan,” ungkapnya.
Dikatakannya, Indonesia menjadi salah satu negara dengan risiko bencana yang cukup tinggi. Dimana, pada tahun 2018 lalu terjadi gempa bumi yang cukup besar. Sebelumnya juga terjadi tsunami Aceh yang memakan banyak korban jiwa.
“Indonesia ini kita tahu risikonya bencananya tertinggi kalau world bank itu mencatat kita di nomor 5 risiko tertinggi di dunia. Segala jenis bencana itu ada, terutama untuk NTB 2018 terjadi gempa bumi,” ungkapnya.
Untuk meningkatkan ketangguhan kita dalam aspek pencegahan bencana tsunami, bank dunia memberikan pinjaman kepada Indonesia. Dalam gedung Pusdalops tersebut nantinya akan dilengkapi dengan alat pendeteksi tsunami oleh BMKG. Jika terjadi gempa yang berpotensi tsunami bisa dengan cepat terdeteksi.
Di NTB, pembangunan Pusdalops dilakukan di empat lokasi yaitu di BPBD NTB, BPBD Kota Mataram, BPBD Lombok Utara dan BPBD Lombok Tengah. Sedangkan di Indonesia yaitu sebanyak 64 titik. (azm)
