29.5 C
Mataram
Sabtu, 7 Desember 2024
BerandaEkonomiBerhasil Kendalikan Inflasi, Jawa Tengah Belajar ke NTB

Berhasil Kendalikan Inflasi, Jawa Tengah Belajar ke NTB

Mataram (Inside Lombok) – Bank Indonesia bersama Pemerintah dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) NTB berupaya pada pengendalian inflasi di daerah. Bahkan keberhasilan TPID NTB meraih 3 penghargaan nasional pada bulan Juni lalu, turut mengundang perhatian dari berbagai daerah, termasuk TPID Jawa Tengah yang tertarik belajar pengendalian inflasi di NTB.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Achmad Fauzi mengatakan bahwa BI NTB bersama TPID NTB bersinergi dalam pengendalian inflasi melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). Serta melakukan inisiasi integrasi ekosistem pengendalian inflasi dengan meningkatkan produktivitas dan perluasan penggunaan bibit unggul, pemanfaatan digital farming, pupuk ataupun media tanam yang lebih ekonomis, serta turut melibatkan ekonomi pesantren dalam penguatan produksi pertanian. “Saat ini BI NTB melakukan penguatan produksi cabai melalui Pondok Pesantren Thohir Yasin, inovasi bawang merah pada Klaster Binaan Pamali di Kabupaten Bima,” ujarnya.

Peran pemerintah Provinsi dengan menjaga koordinasi dan sinergi serta mengupayakan program-program unggulan seperti Tancapkan Gas (Tanam cabai Pelihara Ikan dan Unggas) dan program Pengembangan Korporasi Usaha Tani yang diterapkan dari sisi hulu hingga hilir. Salah satunya seperti di Lombok Barat melakukan kolaborasi SITEBEL, Ten Ten Tani dan E-Kaki yang berfokus pada pengembangan UMKM melalui teknologi digital dan sistem informasi.

“Bank Indonesia turut memfasilitasi budidaya memperbanyak benih Gamagora 7 pada kelompok tani. Menjalin komunikasi intens dengan pemurni bibit guna memastikan keberhasilan implementasi penggunaan bibit unggul varietas Gamagora 7,” terangnya.

- Advertisement -

Pada tahun 2024 inflasi NTB diperkirakan tetap terkendali pada kisaran 2,5±1%. Tren penurunan harga minyak global pasca puncak tertingginya di tahun 2022 mendorong penurunan tekanan pada kelompok administered price (AP). Dengan kondisi cuaca yang lebih stabil, penambahan alokasi pupuk subsidi, dan beroperasinya bendungan. Hal tersebut baru mendukung produksi tanaman pangan dan terkendalinya kelompok Volatile Food (VF). (dpi)

- Advertisement -

Berita Populer