Lombok Utara (Inside Lombok) – Badan Pusat Statistik (BPS) NTB mencatat pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2024 sekitar 11,04 persen secara year on year. Meskipun ada beberapa catatan menjadi atensi. Namun ekonomi NTB menunjukkan pertumbuhan yang positif.
Kepala BPS NTB Wahyudin mengatakan, angka pertumbuhan ekonomi di triwulan II 2024 cukup tinggi dan NTB merupakan provinsi nomor dua tertinggi di Indonesia. Dengan posisi pertama Papua Barat yang pertumbuhannya diatas 17 persen. Secara q to q ada peningkatan 5,90 persen, tetapi dari triwulan II 2023 ke triwulan II 2024 kenaikan 11,06 persen dengan adanya catatan.
“Kita sudah menghitung pertumbuhan ekonomi sampai dengan triwulan II 2024, otomatis kita bisa menghitung semester I tahun 2024. Kalau kita lihat kumulatif triwulan I dan II dibandingkan tahun lalu, terjadi pertumbuhan 7,90 persen,” ujarnya, Senin (5/8).
Angka secara semester berada diatas target pada 2024, yakni targetnya 5 persen. Dengan pertumbuhan 7,90 persen, dengan sumbangan paling tinggi di sektor pertambangan dan penggalian 27,17 persen dan memiliki share di PDRB NTB 21 persen.
“Pertanian yang memiliki share yang besar sekitar 21,68 persen, di triwulan II pertumbuhannya paling kecil 0,62 persen untuk pertanian. Kita berharap mudah-mudahan semester II pertanian menopang pertumbuhan ekonomi NTB,” terangnya.
Sementara itu, jika pertumbuhan ekonomi tanpa tambang sebesar 4,83 persen (y on y) dan dengan tambang 11,0 persen. Sedangkan dari triwulan I ke triwulan II 2024 (q to q) sebesar 6,66 persen, angkanya lebih besar ketika tanpa tambang yang sebesar 5,90 persen.
“Fluktuasi pertumbuhan ekonomi kita dari semester I 2023 lalu pertumbuhan ekonomi kita minus dengan tambang, kalau tanpa tambang positif namun kecil. Sedangkan di 2024 ini tanpa tambang secara q to q lebih besar tumbuhnya,” ucapnya.
Pertumbuhan terjadi pada 17 lapangan usaha. Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah pertambangan dan penggalian sebesar 46,00 persen, jasa keuangan dan asuransi sebesar 18,64 persen dan penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 10,17 persen.
selanjutnya, lapangan usaha industri pengolahan tumbuh 9,88 persen, jasa kesehatan dan kegiatan sosial tumbuh 6,78 persen, administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib tumbuh 6,07 persen, dan jasa lainnya tumbuh 5,61 persen.
“Dari angka pertumbuhan ekonomi sebesar 11,06 persen paling tinggi memberikan sumbangan sektor pertambangan 46 persen pada triwulan II 2024 dibandingkan 2023. Kedua jasa keuangan, dimana pinjaman yang diberikan oleh bank umum atau bank daerah itu tinggi,” jelasnya.
Sementara itu, lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan yang memiliki share paling dominan terhadap perekonomian NTB tumbuh sebesar 5,17 persen. Sedangkan lapangan usaha perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor yang share-nya tertinggi ketiga tumbuh sebesar 4,83 persen. (dpi)