31.5 C
Mataram
Jumat, 19 April 2024
BerandaKesehatanGerung Menjadi Wilayah Paling Tinggi Kasus DBD di Lobar

Gerung Menjadi Wilayah Paling Tinggi Kasus DBD di Lobar

Lombok Barat (Inside Lombok) – Kecamatan Gerung menjadi wilayah untuk kasus Demam Berdarah Dangue (DBD) paling tinggi di Kabupaten Lombok Barat. Dengan kasus 145 pasien positif DBD.

Tingginya kasus DBD di Gerung, dinilai Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) Lobar, Hj. Ni Made Ambaryati, karena masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk menerapkan gerakan 3M (Menguras, Menutup dan Mengubur) tempat-tempat atau barang yang rentan menjadi sarang nyamuk.

“Ini tergantung dari kesadaran masyarakat, Gerung ini kan ibu kota kabupaten, tapi justru masih minim mengikuti 3M. ucapnya, saat dimintai keterangan usai menghadiri rapat pimpinan (Rapim) di Aula kantor Bupati Lobar, Rabu (21/10/2020).

Dirinya juga menyebut, sejauh ini pihak Puskesmas setempat pun telah berusaha maksimal untuk turun memberi penyuluhan.

- Advertisement -

“Kembali lagi, tergantung masyarakat dan ini kuncinya adalah dari Desa dan Dusun” tegasnya.

Setelah Gerung, Meninting juga menjadi wilayah dengan kasus DBD tertinggi kedua dengan 132 kasus. Kemudian disusul Kuripan 46 kasus.

Diungkapkan juga oleh Kepala Dikes Lobar ini, mengapa Lombok Barat dianggap sebagai daerah dengan kasus DBD tertinggi dari rata-rata kabupaten/kota yang ada di NTB, hal tersebut dikarenakan data kasus pasien suspek Demam Dangue (DD) digabung dengan data pasien yang positif DBD sehingga jumlahnya tinggi.

“Itu yang suspek digabung dengan yang positif DBD, jadinya tinggi kalau digabung” tandasnya.

Untuk rincian kasusnya di Lombok Barat, pasien yang dikategorikan suspek itu ada 927. Sementara yang positif terkonfirmasi DBD ada 696 kasus. Data tersebut terhitung dari bulan Januari hingga September 2020 ini.

“Dari semuanya itu, pasien yang Dangue Shock Syndrome (masuk icu) ada 7 kasus. Dan 5 orang diantaranya meninggal dunia” terangnya.

Lalu terkait dengan Fogging atau membasmi nyamuk dengan pengasapan, di Lombok Barat hingga bulan September, lanjut Ambaryati, telah dilakukan sebanyak 118 kali.

Namun saat disinggung mengenai presentasi peningkatan, dirinya menyebut bahwa kasus tersebut masih stagnan dari tahun sebelumnya. Dikatakannya juga bahwa, dari kasus tersebut tidak ada pasien yang terindikasi covid-19.

- Advertisement -

Berita Populer