31.5 C
Mataram
Kamis, 28 Maret 2024
BerandaPrakiraan CuacaBMKG Imbau Waspadai Bencana Hidrometeorologis di NTB

BMKG Imbau Waspadai Bencana Hidrometeorologis di NTB

Mataram (Inside Lombok) – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat Nusa Tenggara Barat untuk mewaspadai bencana hidrometeorologis akibat curah hujan tinggi yang berpotensi terjadi pada dasarian II Maret 2020.

“Potensi bencana hidrometeorologis yang dapat terjadi akibat cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, angin puting beliung dan tanah longsor,” kata prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Lombok Barat, Made Budi Setyawan, melalui keterangan tertulis yang diterima di Mataram, Kamis.

Ia menyebutkan, peluang terjadinya hujan pada dasarian II Maret sangat tinggi, dengan peluang terjadi hujan lebih dari 20 milimeter (mm) per dasarian sebesar lebih dari 90 persen. Dan peluang terjadi hujan lebih dari 50 mm/dasarian sebesar 80 – 90 persen.

Sedangkan peluang curah hujan lebih dari 100 mm/dasarian sebesar 10 -30 persen terjadi di  seluruh wilayah NTB.

- Advertisement -

Made menambahkan pada dasarian I Maret 2020, curah hujan bervariasi dalam kategori rendah hingga sangat tinggi.

Curah hujan tertinggi tercatat di pos hujan Senaru, Kabupaten Lombok Timur, sebesar 511 mm/dasarian. Sifat hujan pada dasarian I Maret  2020 umumnya atas normal, kecuali Bima bagian timur dengan sifat bawah normal.

“Sedangkan hari tanpa hujan berturut – turut (HTH) umumnya dalam kategori sangat pendek  (1-5 hari) sampai terjadi hujan hingga saat ini,” ujarnya.

Terkait kondisi dinamika atmosfer, kata dia, hingga saat ini ENSO masih menunjukkan kondisi netral  berpeluang besar akan tetap netral hingga Agustus 2020.

Made menambahkan dipole mode saat ini berada pada kondisi netral dan diprediksi akan tetap netral hingga Mei 2020.

Pada dasarian I Maret, MJO menunjukkan aktif dan diprediksi tetap aktif hingga pertengahan Maret 2020. Aliran massa udara di wilayah Indonesia pada Dasarian I Maret 2020 masih didominasi angin baratan.

“Awan konvektif/basah diprediksi akan mendominasi seluruh wilayah Indonesia hingga pertengahan Maret 2020,” kata Made. (Ant)

- Advertisement -

Berita Populer