Lombok Timur (Inside Lombok) – Sejumlah dosen Universitas Hamzanwadi Pancor menginisiasi upaya menghidupkan kembali musik tradisional Klenang Nunggal di Lombok Timur melalui inovasi berbasis digital. Program ini dijalankan melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat dengan pelatihan aplikasi E-Klenang untuk merespons menurunnya minat generasi muda terhadap seni budaya lokal.
Kegiatan tersebut dilaksanakan melalui skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PBM/PKM) dengan dukungan hibah pengabdian dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi. Dalam pelaksanaannya, tim dosen menggandeng komunitas seni “Adiluhung Djati Sware” sebagai mitra dalam upaya revitalisasi alat musik tradisional Klenang Nunggal di Lombok Timur.
Ketua pelaksana kegiatan, L. M. Samsu, menjelaskan bahwa digitalisasi menjadi langkah strategis untuk memperkenalkan kembali Klenang kepada generasi muda. Bersama tim dosen dan mahasiswa Program Studi Sistem Informasi, ia berupaya menjaga relevansi warisan musik Sasak di tengah perkembangan teknologi.
“Tujuan utama program ini adalah mengenalkan, mengembangkan, dan memanfaatkan musik tradisional agar tetap hidup serta mampu beradaptasi dengan tuntutan era modern,” ujarnya.
Ia menambahkan, budaya digital yang lekat dengan kehidupan Generasi Z dapat dimanfaatkan sebagai sarana pelestarian seni tradisional. Melalui aplikasi dan media digital, Klenang Nunggal dapat diakses lebih luas, disajikan secara menarik, serta membuka peluang kolaborasi dengan musik modern tanpa menghilangkan nilai tradisinya.
Melalui pendekatan ini, tim pengabdian berharap minat generasi muda terhadap musik Klenang dapat kembali tumbuh sekaligus memperkuat identitas budaya lokal. Program tersebut diharapkan mendukung keberlanjutan Klenang Nunggal sebagai salah satu warisan budaya Lombok agar tetap lestari dan dikenal masyarakat.

