Mataram (Inside Lombok) – STIKES HAMZAR di bawah naungan Yayasan Maraqitta’limat mengambil sumpah profesi terhadap ratusan mahasiswa bidan dan perawat pada peringatan Hari Ibu 2025, Senin (22/12/2025), di Mataram. Pengambilan sumpah ini diikuti oleh 126 lulusan dari berbagai program studi sebagai bagian dari kesiapan mereka terjun ke dunia kerja kesehatan.
Adapun jumlah peserta sumpah profesi tersebut terdiri atas Program Studi Profesi Bidan sebanyak 105 orang, Profesi Ners 14 orang, S1 Ilmu Keperawatan 4 orang, serta S1 Pendidikan Bidan 3 orang. Momentum ini sekaligus menegaskan pentingnya peran bidan dan perawat dalam pelayanan kesehatan yang tidak hanya bertumpu pada keilmuan, tetapi juga pendekatan emosional kepada pasien.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, Lalu Hamzi Fikri, dalam sambutannya menekankan pentingnya kolaborasi dan integrasi seluruh unsur pelayanan kesehatan. Ia menyebut upaya penurunan angka kesakitan dan kematian harus dibarengi ikhtiar yang berkelanjutan. “Angka kesakitan bisa kita turunkan, angka kematian juga secara signifikan ada penurunan. Tentu dibarengi dengan ikhtiar,” ujarnya.
Hamzi juga menyinggung perkembangan teknologi, termasuk pemanfaatan kecerdasan buatan di dunia medis, namun menegaskan bahwa aspek empati tetap tidak tergantikan. “Knowledge yang tetap kita tingkatkan, skill kita sebagai lulusan saat ini. Tapi satu hal kita tidak boleh lupa, aspek attitude, aspek spiritual, aspek emosional. Sehingga apa yang kita kerjakan jadi lebih paripurna,” katanya. Ia juga mengingatkan pentingnya komunikasi tenaga kesehatan dengan pasien sebagai bagian dari proses penyembuhan.
Pembina Yayasan Maraqitta’limat, TGH Hazmi Hamzar, menjelaskan bahwa pengambilan sumpah ini merupakan yang kedua kalinya dilaksanakan STIKES HAMZAR sepanjang tahun 2025, menyesuaikan kebutuhan tenaga kesehatan di lapangan. “Mereka ini kan yang profesi (yang diambil sumpah) profesional. Penyesuain (pengambilan sumpah dua kali) untuk cepat mengisi yang lowong-lowong (peluang kerja, Red),” terangnya. Ia menambahkan, lulusan yang disumpah pada Desember ini sudah dapat mulai bekerja pada Januari mendatang.
TGH Hazmi juga berpesan agar para tenaga kesehatan yang diambil sumpah mampu melayani pasien dengan hati. “Melayani dengan senyum, pahami kondisi pasien, terutama kondisi psikisnya. Kadang ada orang sakit, cukup dengan ngobrol saja mereka sudah sehat,” ujarnya. Ia optimistis lulusan STIKES HAMZAR dapat berkontribusi dalam berbagai persoalan kesehatan, termasuk penanganan stunting di NTB.
Senada dengan itu, Kepala LLDIKTI Wilayah VIII, I Gusti Lanang Bagus Eratodi, menekankan tantangan dunia medis ke depan yang menuntut pelayanan berbasis nurani. “Ini adalah bagaimana ibu-ibu (bidan, Red) yang diambil sumpah hari ini memberikan dampak bagi masyarakat. Dengan sentuhan senyum manis dari ibu bidan dan perawat, pasien dapat merasakan nikmat panjang umur dan sehat yang utama,” pungkasnya.

