Lombok Utara (Inside Lombok) – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lombok Utara (KLU) menargetkan tiga Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS 3R) yang belum beroperasi maksimal dapat berfungsi pada 2026. Hingga akhir 2025, sebagian besar TPS 3R di wilayah tersebut telah berjalan, namun masih terdapat beberapa fasilitas yang terkendala sarana dan prasarana.
Kepala DLH KLU, Husnul Ahadi, menyampaikan bahwa saat ini tersisa tiga TPS 3R yang belum optimal, masing-masing berada di Desa Sambik Elen, Kecamatan Bayan, serta Pemenang Timur. “Bentek, Sokong, dan Segara Katon. Kami targetkan dan rencanakan pada tahun 2026 mendatang kelima TPS 3R ini sudah bisa berfungsi sepenuhnya melayani masyarakat,” ujarnya, Selasa (30/12).
Ia menjelaskan, belum beroperasinya fasilitas tersebut disebabkan oleh dua faktor utama, yakni keterbatasan sarana prasarana dan kesiapan kelompok pengelola. Permasalahan di setiap lokasi berbeda, mulai dari kondisi bangunan, akses masuk yang belum memadai, hingga kerusakan atau ketiadaan mesin pengolah sampah.
“Permasalahannya bervariasi. Ada yang terkendala pada kondisi bangunannya, akses masuk ke lokasi yang belum memadai, hingga kerusakan atau ketiadaan mesin pengolah sampah,” jelasnya.
Terkait kebutuhan anggaran perbaikan, Husnul menyebut pihaknya belum menghitung secara rinci karena aset TPS 3R tersebut telah diserahkan kepada pemerintah desa masing-masing. “Kami belum menghitung angka pastinya karena aset-aset tersebut sudah diserahkan ke desa. Dengan penyerahan aset ini, maka pola pemeliharaan dan pengelolaannya pun berbeda, kini menjadi ranah desa untuk pengembangannya,” ungkapnya.
Meski pengelolaan menjadi tanggung jawab desa, DLH KLU tetap melakukan supervisi agar TPS 3R tidak menjadi bangunan terbengkalai. Keberadaan TPS 3R dinilai penting untuk mengurangi volume sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), sekaligus memperkuat pengelolaan sampah di tingkat hulu.
“Ini sejalan dengan visi daerah untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan berkelanjutan, terutama di wilayah-wilayah penyangga pariwisata,” pungkasnya.

