Mataram (Inside Lombok) – Gubernur Nusa Tenggara Barat, H. Zulkieflimansyah mengatakan, Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-61 Provinsi NTB merupakan momentum untuk memperkuat kebersamaan, semangat dan sinergi membangun daerah.
“Usia 61 tahun, sebuah perjalanan yang cukup panjang, mereka para pendahulu kita telah berbuat, dan sekarang masanya kita bersama berbuat,” kata Zulkieflimansyah didampingi Wakil Gubernur NTB, Hj. Sitti Rohmi Djalilah, pada acara puncak Peringatan HUT ke-61 NTB di Halaman Kantor Gubernur NTB, Selasa.
Gubernur menegaskan dirinya ingin agar seluruh capaian pembangunan yang diwariskan saat ini, menjadi modal berharga untuk mencapai visi pembangunan yang lebih baik di masa yang akan datang.
Selain itu, Gubernur NTB juga menyinggung kebersamaan yang dijalin antara pemerintah provinsi dengan kabupaten/kota se-NTB. Terutama yang menyangkut dukungan pemerintah kabupaten/kota terhadap program pembangunan yang digagas pemerintah provinsi.
Gubernur yang akrab disapa Bang Zul itu mengatakan di tengah kompleksitas iklim sosial, politik dan ekonomi saat ini, Pemerintah Provinsi NTB menyaksikan bagaimana warga dan para pimpinan daerah di kabupaten/kota tetap berjibaku mendorong kemajuan demi kemajuan.
“Di Kota Mataram, kita menyaksikan ornamen-ornamen kota yang cukup menarik dan ikonik mulai dibangun. Hal itu dilakukan bersamaan dengan upaya untuk terus membersihkan Kota Mataram melalui gerakan lingkungan sampah nihil alias Lisan. Lisan, tidak lain merupakan perpanjangan nafas dari program zero waste di Kota Mataram,” jelasnya.
Begitu juga dengan di Kota Bima katanya. Semua menyaksikan upaya mendorong keseimbangan pembangunan. Di mana kawasan Utara Kota Bima kini semakin mendapatkan sentuhan pembangunan. Ekonomi kreatif dan ikon-ikon wisata lokal juga terus dikembangkan di sana.
“Di Lombok Barat, industrialisasi juga mulai bergema. Air nira yang dulunya dijadikan bahan baku miras, kini diolah menjadi aneka jenis gula. Menjadi permen dan berbagai komoditas yang lebih bernilai tambah serta menghasilkan keberkahan. Kemandirian ekonomi juga mulai diperkuat dengan dorongan untuk membeli produk-produk dari daerah sendiri. Di Lobar, destinasi baru seperti Sekotong kini juga mulai mencuri perhatian dunia,” jelasnya.
Di Kabupaten Bima ungkapnya, semua pihak bisa menyaksikan upaya serius untuk memulihkan kerusakan hutan. Bahkan, telah berdiri pabrik pengolahan minyak kayu putih terbesar dunia di daerah tersebut. Pabrik ini akan mendorong tumbuhnya kemauan warga untuk menanam pohon kayu putih sebagai cara untuk menghadapi kerusakan hutan. Mungkin, inilah cara tuhan telah menjawab doa para pemimpin dan warga Kabupaten Bima yang menginginkan alamnya kembali asri.
“Di Lombok Utara, pariwisata di tiga gili kembali bersemi. Terobosan di bidang kependudukan juga menjadi catatan yang menarik di KLU. Dimana, bupati KLU telah berkomitmen bahkan bayi yg belum turun dari ranjang tempat kelahirannya, sudah bisa memiliki akta kelahiran. Upaya ini dilakukan bersama-sama dengan terobosan lainnya,” tuturnya.
Di Kabupaten Dompu lanjut Bang Zul, komoditas jagung yang telah menjadi ikon, kini terus dikembangkan menjadi aneka produk olahan. Program revitalisasi posyandu di Dompu juga menuai sukses. Dari 433 posyandu yang ada di dompu, 270 posyandu telah berhasil naik strata menjadi posyandu keluarga dalam kurun waktu 11 bulan saja.
Pembangunan juga terlihat di Kabupaten Lombok Tengah. Saat ini lanjutnya, sedang bersiap menyongsong agenda besar, MotoGP 2021. Ada banyak hal yang sedang dan terus dibereskan untuk menyukseskan agenda besar ini. Dengan antusiasme bersama, ini bisa menyulap Lombok Tengah menjadi ikon pariwisata dan pusat ekonomi baru dunia. Sebuah daerah dengan potensi yang memikat banyak hati.
“Di Sumbawa, komitmen pemerintah daerah memajukan pendidikan anak usia dini (PAUD) telah menuai apresiasi di tingkat nasional,” ungkapnya seraya menjelaskan Bunda Paud Sumbawa, baru-baru ini meraih pin emas pada apresiasi bunda Paud tingkat nasional. Dalam waktu dekat, di Sumbawa, Bulog juga tengah mendorong pembangunan pabrik penggilingan padi terbesar se-Asia Tenggara.
Di Kabupaten Lombok Timur jelas Gubernur, kita menyaksikan tumbuhnya ponpes-ponpes besar yang salah satunya, diilhami oleh semangat juang pahlawan nasional kita, Maulana Syaikh, TGKH. M. Zainuddin Abdul Madjid. Semangat dan dedikasi yang sama juga diikhtiarkan oleh para tuan guru di Pulau Lombok, sebelum dan setelah kehidupan beliau.
Jumlah penduduknya yang sangat besar, adalah tantangan sekaligus potensi demografis yang besar untuk mendorong kemajuan bersama. Baru-baru ini, Desa Kembang Kuning di Lombok Timur juga mencuri perhatian dengan meraih predikat desa wisata (Dewi) berkembang terbaik se-Indonesia.
Terakhir, di Sumbawa Barat, pemerintah setempat dan warganya kata Gubernur, sedang berjuang untuk mewujudkan smelter. Dengan kerja bersama, KSB telah melahirkan kisah sukses membangun sanitasi total berbasis masyarakat (STBM). KSB merupakan satu-satunya daerah di NTB yang sudah mencapai buang air besar sembarangan (BABS) Nol.
“Dan mereka mendapatkan pengakuan unesco atas capaian ini,” katanya. (Ant)