33.5 C
Mataram
Senin, 25 November 2024
BerandaBerita UtamaGubernur NTB Harap Tidak Semua Persoalan Berujung di Pengadilan

Gubernur NTB Harap Tidak Semua Persoalan Berujung di Pengadilan

Lombok Barat (Inside Lombok) – Gubernur Nusa Tenggara Barat, H. Zulkieflimansyah berharap kehadiran Bale Mediasi dapat menyelesaikan persoalan di tengah masyarakat tanpa harus berujung di pengadilan.

“Komunikasi dan juga mediasi yang baik sangat dibutuhkan di masa yang akan datang, sehingga setiap persoalan yang ada tidak melulu dibawa ke pengadilan,” kata Gubernur NTB saat meresmikan Bale Mediasi Desa Sigerongan Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat, Rabu.

Dalam acara ini hadir Bupati Lombok Barat, H. Fauzan Khalid, Sekretaris Daerah NTB, H. Lalu Gita Aryadi, sejumlah Kepala OPD lingkup Pemprov dan Pemkab, Anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Lombok Barat, Ketua Balai Mediasi NTB, tokoh agama dan juga tokoh masyarakat.

Gubernur Zulkieflimansyah menyinggung kemajuan teknologi yang begitu pesat. Hal ini tentu memiliki banyak dampak positif, begitu pula dengan dampak negatifnya.

Untuk itu, Bang Zul sapaan akrabnya meminta agar masyarakat tetap menjalin dan menjaga silaturahim dengan sesama. Karenanya, kehadiran Bale Mediasi diharapkan mampu memberi perannya tersendiri.

“Semakin maju teknologi, sayang sekali, hati manusia makin lama makin jauh,” ucap Bang Zul.

Komunikasi dan juga mediasi yang baik sangat dibutuhkan di masa yang akan datang. Sehingga, setiap persoalan yang ada tidak melulu dibawa ke pengadilan.

“Kalau masih di mediasi dengan cara yang seksama dalam tempo sesingkat-singkatnya, saya kira akan banyak hal baik yang dilahirkan dari NTB ini,” terangnya.

Karena itu, ia Bang Zul berharap masyarakat dapat merasakan manfaat dan banyak hal yang tidak harus berakhir di pengadilan.

“Oleh karena itu, mudah-mudahan dengan adanya Bale Mediasi ini betul-betul menjadi jembatan yang merajut banyak perbedaan-perbedaan itu,” harapnya.

Bupati Lombok Barat, H. Fauzan Khalid, mengajak masyarakat untuk selalu mengutamakan perdamaian. Ia mengatakan, perdamaian harus dijunjung tinggi apabila ada konflik ataupun sengketa yang terjadi.

Fauzan lalu menyebut tradisi “Begundem” yang sudah lama diterapkan pada kehidupan bermasyarakat. Tradisi yang menurutnya mulai menghilang ini merupakan suatu cara untuk mendamaikan apabila terjadi konflik.

“Saat ini, masyarakat kita, permasalahan sedikit-sedikit dibawa ke polisi, dibawa ke kejaksaan. Saya yakin ini juga salah satu sebabnya adalah kita melupakan tradisi, nilai-nilai yang tumbuh di masyarakat,” ungkap Fauzan.

Fauzan pun turut mengapresiasi Balai Mediasi NTB yang dianggapnya membantu menumbuhkan kembali nilai-nilai kehidupan yang ada di dalam masyarakat. Membangun kembali kearifan lokal juga dinilai dapat memberi banyak hal-hal positif kepada masyarakat.

“Alhamdulillah di Lombok Barat kita sambut inisiasi dari Ketua Balai Mediasi NTB. Hari ini di Desa Sigerongan kita resmikan, dan desa-desa lain se-Lombok Barat juga akan kita bangun,” kata Fauzan.

Sementara itu, Kepala Desa Sigerongan, Dian Siswadi, menyampaikan bahwa Desa Sigerongan yang terdiri dari enam dusun dengan jumlah penduduk 6.144 jiwa selalu berusaha untuk bersinergi dalam membangun desa. Selain Bale Mediasi, Desa Sigerongan juga telah mendirikan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang merupakan BUMDes pertama di Kecamatan Lingsar. Fasilitas pengolahan sampah sebagai bentuk dukungan program Zero Waste juga rencananya akan dibangun pada tahun ini.

“Pada hari ini dengan diresmikannya Bale Mediasi, Desa Sigerongan berharap menjadi desa yang religius, maju dan aman dengan motto sejajar, sejejer, sejujur,” sebut Dian.

Dian juga berharap dengan adanya Bale Mediasi, masyarakat mampu menyelesaikan masalah yang ada di desa. Dengan hal tersebut, keadilan bagi masyarakat bisa menjadi lebih baik lagi kedepannya. (Ant)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer