Mataram (Inside Lombok) – Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, memastikan harga ikan di sejumlah pasar tradisional di kota itu stabil, meskipun nelayan tidak melaut akibat cuaca ekstrem.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Mataram Hj Baiq Sujihartini di Mataram, Kamis, mengatakan, untuk menstabilkan harga ikan, DKP mengoptimalkan fungsi “cold storage”
“Kami memiliki lima unit ‘cold storage’ sebagai tempat penyimpanan hasil laut maupun produk laut beku dengan kapasitas satu unit bisa mencapai 50 ton,” katanya kepada wartawan.
Dikatakan, dengan lima unit “cold storage” suplai ikan laut untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Kota Mataram tidak pernah kekurangan, meskipun saat cuaca ekstrem dan nelayan tidak melaut dan harga bisa stabil.
Ikan jenis tongkol misalnya, saat ini harganya masih stabil yakni berkisar Rp2.500 hingga Rp3.000 per ekor, begitu juga jenis ikan cakalang, tuna, kakap dan tuna masih stabil sesuai ukuran masing-masing.
Sujihartini mengatakan, saat nelayan tidak melaut seperti sekarang ini, fungsi “cold storage” dioptimalkan. Hasil tangkapan nelayan yang tersimpan di ‘cold storage’ dikeluarkan.
“Dengan demikian, harga ikan bisa tetap stabil dan kebutuhan masyarakat untuk mengkonsumsi ikan bisa tepenuhi,” katanya.
Menurutnya, ikan yang disimpan nelayan pada “cold storage” tidak hanya ikan hasil tangkapan mereka ketika sedang banyak, melainkan juga ikan-ikan yang didatangkan dari luar Kota Mataram seperti dari Lombok Timur dan Pulau Bali.
Ditambahkannya, “cold storage” merupakan salah satu sarana penunjang dalam proses penanganan pascapenangkapan. Selain itu, “cold storage” sebagai tempat penampung atau penyimpanan sementara hasil tangkapan nelayan sekaligus untuk tetap menjaga kualitas hasil tangkapan sebelum didistribusikan.
“Dengan demikian, harga jualnya di pasaran tidak menurun karena kualitas hasil tangkapan yang menurun. ‘Cold storage’ bagi nelayan kecil atau tradisional di daerah ini sangat membantu dalam menyeimbangkan pendapatan mereka,” katanya. (Ant)