Lombok Timur (Inside Lombok) -Semenjak video penyambutan Eva Yolanda viral di media sosial, banyak pihak mengecam aksi pengumpulan massa itu. Bahkan ada yang mendesak Kapolres Lombok Timur dicopot dan meminta Bupati mundur.
Hal itu sebabkan karena mereka menilai aparat gagal dalam menghalau kerumunan saat kedatangan Eva Yolanda, perwakilan NTB di Liga Dangdut Indonesia (LIDA) 2020.
Eva Yolanda tersenggol di top 12 group 3, Sabtu dini hari, 4 April 2020. Dia kemudian pulang ke rumah keluarganya di Desa Lando, Kecamatan Terara, Lombok Timur, Minggu, 5 April 2020.
Antusias warga menyambut Eva menyebabkan kerumunan massa. Hal itu disesali banyak pihak. Padahal semesetinya kerumunan tidak boleh terjadi di tengah pandemi COVID-19 dan imbauan menjaga jarak fisik atau physical distancing.
Di lain sisi, pada Senin, 6 April 2020, Kapolsek Terara AKP Tauhid diganti oleh IPTU I Made Ngurah Wirawan. Ia menduduki jabatan baru sebagai Kabag Ren Polres Sumbawa Barat.
Selain AKP Tauhid, Kapolsek Pringgabaya AKP Amar Maktuf diganti oleh AKP Totok Suharyanto yang sebelumnya menjabat sebagai PJs Kasat Narkoba Polres Lombok Barat. AKP Amar Maruf dimutasi menjadi Wadanyon Brimob Polda NTB.
Banyak masyarakat yang berspekulasi bahwa pergantian Kapolsek ini merupakan buntut gagalnya menjaga agar masyarakat tidak berkerumun.
Namun hal itu dibantah oleh Kabid Humas Polda NTB, Kombes Pol Artanto. Ia mengatakan proses mutasi adalah hal wajar di institusi kepolisian.
“Tidak ada kaitannya. Untuk mutasi Kapolsek melalui proses panjang oleh Biro SDM Polda, yaitu adanya hasil Wanjak di Polda untuk menentukan job atau jabatan seseorang anggota Polri dalam satu kesatuan tertentu,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Inside Lombok, Selasa (07/04/2020).
Pro kontra di tengah masyarakat itu pun dikomentari oleh beberapa lembaga sosial. Salah satunya oleh Lembaga Kemanusiaan Madani Peduli.
Direktur Utama LK Madani Peduli, TGH Fauzan Zakaria menilai bahwa desakan meminta Bupati Lombok Timur mundur dan Kapolres dicopot dianggap kurang bijak dalam situasi ini. Sebab saat ini, Lotim membutuhkan soliditas dan energi semua pihak yang sangat kuat untuk terhindar dari wabah corona.
“Adanya kerumunan kemarin itu sifatnya spontan yang dilakukan oleh para pendukung. Jadi memang tidak bisa dibendung,” ujarnya, di Selong, Senin (06/04/2020).
Menurutnya, kabar kepulaangan Eva telah diketahui oleh seluruh pendukungnya. Sehingga tindakan tim pengamanan dari Kapolres menurutnya sudah tepat. Sebab jika tidak, maka para pendukung dan keluarga Eva yang jumlahnya ribuan dikhawatirkan akan menjemput langsung ke bandara. Hal itu justru akan semakin mengkhawatirkan.
Sementara itu, pada Senin (06/07/2020) keluarga dan pendukung Eva Yolanda telah menyampaikan permohonan maafnya secara terbuka. Orang tua Eva, Badrun menyampaikan rasa sesalnya terhadap apa yang terjadi di bandara. Kendati ia mengatakan bahwa hal itu merupakan spontanitas dan tanpa rencana.
“Kami atas nama keluarga mohon maaf, mengingat apa yang dilakukan warga bertentangan dengan imbauan Pemda”, ujar Badrun.