Mataram (Inside Lombok) – Dinas Tenaga Kerja Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mecatat sebanyak 56 perusahaan di kota itu tutup sementara akibat wabah Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Mataram Hariadi di Mataram, Kamis mengatakan dari 56 perusahaan yang tutup tersebut didominasi jasa pariwisata, terutama perhotelan.
“Akibat dari puluhan perusahaan yang tutup sementara itu, terdata sekitar 1.600 orang karyawan dirumahkan, mereka juga ada yang berasal dari Lombok Barat dan Lombok Utara,” katanya.
Sejauh ini, katanya, pihaknya belum mengetahui kapan pastinya perusahan-perusahaan tersebut akan kembali beroperasi, karena mereka rata-rata masih menunggu hingga perkembangan wabah COVID-19 ini membaik.
Ia mengatakan, untuk Lombok Epicentrum Mall (LEM), telah menjadwalkan akan mulai buka pada 22 April 2020, tetapi khusus untuk bioskop tetap tidak diperbolehkan beroperasi.
“Bioskop masuk kategori hiburan, karena itu untuk sementara tetap tidak boleh buka, sedangkan perusahaan lainnya terus kami pantau perkembangannya dengan harapan bisa semakin membaik,” katanya.
Hariadi mengatakan, penanganan dari 1.600 karyawan yang dirumahkan itu, antara lain telah didaftarkan untuk mendapatkan kartu prakerja dan mendapatkan bantuan jaringan pengaman sosial (JPS), berupa bantuan sembako dari pemerintah daerah.
Harapannya, melalui bantuan tersebut dapat membantu pemenuhan kebutuhan sehari-hari karyawan yang dirumahkan, hingga ada kejelasan kapan perusahaan mereka akan kembali beroperasi.
“Informasinya, setiap masyarakat yang mendapatkan kartu prakerja berhak mendapatkan dana sebesar Rp600 ribu per bulan untuk mengikuti berbagai pelatihan keterampilan agar mereka bisa secara mandiri membuka usaha sendiri,” katanya.
Sementara jumlah warga Kota Mataram yang sudah mendaftar kartu prakerja melalui Kantor Dinas Tenaga Kerja Kota Mataram tercatat sebanyak 7.000 orang. Jumlah itu belum termasuk bagi mereka yang mendaftar mandiri melalui daring atau online. (Ant)