Mataram (Inside Lombok) – Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Nusa Tenggara Barat menyiapkan posko pelayanan rapid test virus corona jenis baru (COVID-19) di Bandara Internasional Zanuddin Abdul Majid untuk mengantisipasi arus mudik Idul Fitri 1441 Hijriah.
“Kami dari Persi sudah membentuk tim gugus yang akan menyusun strategi penanganan arus mudik di Bandara Internasional Zanuddin Abdul Majid (BIZAM). Kebetulan saya menjadi Ketua Gugus Persi NTB,” kata Direktur RSUD Kota Mataram dr HL Heman Mahaputra di Mataram, Rabu.
Dikatakan, dengan adanya Gugus Persi NTB ini, masing-masing kabupaten/kota menyiapkan satgas yang akan ditugaskan di BIZAM saat arus mudik. Bekerja sama dengan pihak bandara, setiap penumpang yang datang akan langsung dipilah sesuai daerah tujuan mereka.
“Jadi yang akan pulang ke Mataram, Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur dan kabupaten/kota lainnya di Pulau Sumbawa, langsung kelompokkan untuk ditangani oleh masing-masing satgas Persi daerah tujuan,” katanya.
Para pemudik yang sudah memiliki data identitas lengkap dari pihak bandara tersebut bukan hanya akan dicek suhu tubuhnya melainkan langsung dilakukan rapid test untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal.
“Karena itu, untuk menyiapkan kegiatan yang kami susun di Persi NTB, saat ini saya sudah memesan 5.000-10.000 alat rapid test, dengan jumlah petugas sekitar 1.000 orang,” katanya.
Diharapkan melalui strategi itu, upaya memutus mata rantai COVID-19 di daerah ini bisa berjalan efektif dan maksimal, dengan salah satu indikasinya terjadi penurunan kasus positif dan peningkatan pasien sembuh.
Dokter Jack begitu Dirut RSUD Kota Mataram ini akrab disapa, arus mudik ini menjadi salah satu momen yang sangat dikhawatirkan, khususnya untuk Kota Mataram karena mobilitas penduduk yang tinggi.
“Kalau saat ini, khusus Mataram kami sudah melakukan langkah cepat dengan menswab semua warga dari klaster Gowa dan Bogor. Untuk Gowa yang kami swab sekitar 110-115 orang,” katanya.
Dari hasil evaluasi sementara, klaster Gowa yang positif dari 50 tes swab yang dilakukan ada sekitar 5 orang. Jadi bisa prediksi, kalau sekitar 100 orang diswab, yang positif sekitar 10 persennya atau maksimal 15 persen.
“Tapi itu sudah kita kunci sehingga tidak terjadi penyebaran. Karena itu, yang kita khawatirkan saat ini adalah arus mudik,” katanya. (Ant)