Mataram (Inside Lombok) – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, berkomitmen untuk berjihad melawan penyebaran virus corona (COVID-19) yang mewabah di Indonesia.
“Kami MUI Kabupaten Lombok Barat, bersama Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), dan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), berkomitmen untuk sama-sama berjuang untuk jihad melawan COVID-19,” kata Ketua MUI Kabupaten Lombok Barat, TGH Abdullah Mustafa, di Kabupaten Lombok Barat, Rabu (22/4).
Hal tersebut disampaikan Mustafa saat memberikan sosialisasi penyebaran COVID-19 kepada 60 orang tokoh masyarakat, tokoh agama dan takmir masjid se-Kecamatan Lingsar.
Mustapa mengatakan dalam menjalankan ibadah pun perlu ilmu pengetahuan dan bukan dengan emosional.
Salah satu ulama ternama di NTB itu juga mengutip sabda Nabi Muhammad SAW yang menyatakan dengan tegas agar menghindar dari penyakit menular.
“Lari dari penyakit menular layaknya dikejar seekor macan,” ucapnya mengutip hadist nabi.
Oleh karena itu, kata dia, pemerintah telah membatasi kerumunan orang agar tidak menularkan penyakit.
Menurut Mustapa, ada potensi penularan ketika saat shalat berjamaah atau shalat Jumat. Sehingga MUI pusat, provinsi, dan kabupaten menganalisis tidak hanya berdasarkan ilmu agama saja, melainkan dengan ilmu pengetahuan terkait penularan.
“MUI juga mengeluarkan maklumat supaya shalat Jumat diganti dengan solat Dzuhur di rumah masing-masing,” ucapnya pula.
Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama, Kabupaten Lombok Barat, H Jaelani, yang juga koordinator satuan tugas menjelaskan, sosialisasi pencegahan COVID-19 dilakukan dengan membagi tim menjadi lima tim, di mana satu tim untuk dua kecamatan.
Tim itu akan terus melakukan sosialisasi selama tiga bulan guna memberikan pencerahan kepada masyarakat terkait wabah yang sedang dihadapi secara global.
“Tiga bulan ke depan, kita turun dan mudah-mudahan kita berharap hadirnya bulan suci Ramadhan, wabah COVID-19 akan berakhir,” katanya. (Ant)