Mataram (Inside Lombok) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menyiagakan puluhan personel 24 jam untuk memantau gelombang pantai selama terjadi perubahan cuaca ekstrem.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Mataram Mahfuddin Noor di Mataram, Selasa mengatakan personel BPBD yang disiagakan setiap hari di sepanjang 9 kilometer Pantai Mataram, sebanyak 20 orang.
“Mereka siaga 24 jam, pagi, siang, sore dan malam secara bergantian dibantu oleh Tagana dan Linmas setempat,” katanya.
Menurutnya, puluhan personel BPBD tersebut disigakan sejak terjadinya cuaca ekstrem pada akhir Mei 2020, dengan ketinggian gelombang 4 meter hingga 6 meter. Bahkan pada Rabu (27/5-2020), ketinggian gelombang pantai saat itu hingga merobohkan miniatur perahu di Pantai Ampenan.
Ia menjelaskan dari hasil pantauan dalam dua hari terakhir ini, ombak di sepanjang 9 kilomter pantai di Mataram sudah mulai landai, dengan ketinggian di gelombang di Selat Lombok dan Selat Sape sekitar 2 meter.
“Dengan kondisi itu, nelayan saat ini sudah bisa melaut, tetapi kami tetap ingatkan agar waspada karena anomali cuaca bisa terjadi kapan saja,” katanya.
Dikatakan, berdasarkan hasil laporan saat terjadi gelombang pasang sepekan terakhir di bulan Mei 2020, terdapat dua rumah warga rusak dan tiga perahu nelayan rusak berat.
“Kerusakan yang dialami nelayan itu sudah kami koordinasikan dengan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait,” katanya.
Untuk mengantisipasi gelombang pasang, ujarnya, BPBD Mataram telah mendistribusikan sekitar 1.500 karung melalui kecamatan untuk membuat tanggul darurat. (Ant)