Mataram (Inside Lombok) – Dinas Pertanian Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat menyebutkan ada tujuh kelompok tani mendapatkan bantuan pembuatan sumur bor dengan total anggaran Rp807 juta bersumber dari pengembalian dana alokasi khusus (DAK) penanganan COVID-19.
Kepala Dinas Pertanian Kota Mataram H Mutawalli di Mataram, Kamis mengatakan bantuan sumur bor tersebut dimaksudkan untuk membantu kebutuhan air petani ketika musim kemarau.
“Karena itu, kelompok tani yang mendapatkan bantuan sumur bor ini rata-rata berada di kawasan yang kurang air, seperti di kawasan Rembiga, Sandubaya dan Batudawe,” sebutnya.
Ia mengatakan, untuk melaksanakan kegiatan tersebut saat ini sedang dilakukan sosialisasi pemberian bantuan sumur bor kepada 7 kelompok tani tersebut sesuai protokol kesehatan COVID-19.
Dalam pelaksanannya, dana sebesar Rp807 juta itu akan masuk langsung ke rekening masing-masing kelompok tani dari kementerian, sehingga pihak Dinas Pertanian tidak ada bersentuan dengan uang.
“Jika melihat angkanya, satu kelompok tani akan mendapatkan bantuan Rp100 juta lebih,” katanya.
Besarnya nilai bantuan untuk pembuatan sumur bor itu, karena yang dibangun tidak hanya sumur bor saja melainkan juga untuk fasilitas pendukungnya seperti saluran, pompa, bangunan penampung dan lainnya.
Pembangunan sumur bor tersebut dilaksanakan dengan sistem swakelola, karena itu saat ini Distan sedang menununggu petunjuk teknis pembetukan padat karya.
“Karena anggarannya langsung ke kelompok tani, kami tugasnya mendampingi dan membantu teknis bangunan agar sesuai dengan standar dan ketentuan yang berlaku,” katanya.
Menurutnya, bantuan sumur bor bagi petani di Kota Mataram sangat membantu pemenuhan kebutuhan air saat musim tanam. Dengan adanya bantuan tersebut, petani Mataram selama ini tidak pernah kekuarangan air, kendati terjadi musim kemarau panjang.
“Saat kemarau, petani di daerah lain kekurangan air, Alhamdulillah petani kita tercukupi dengan bantuan tersebut,” katanya.
Oleh karena itu, ke depan diharapkan bantuan sumur bor bagi petani Mataram setiap tahunya bisa ditambah lagi. Apalagi jumlah petani yang sudah mendapatkan bantuan masih lebih besar.
“Jumlah kelompok tani kita 330, sementara yang sudah mendapatkan bantuan sumur bor 50 kelompok,” ujarnya. (Ant)