Mataram (Inside Lombok) – Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menyiagakan 650 orang satgas COVID-19 di 19 pasar tradisional dan ruang publik untuk melakukan edukasi kepada masyarakat menerapkan protokol kesehatan COVID-19 saat beraktivitas.
Wali Kota Mataram H Ahyar Abduh di Mataram, Senin, mengatakan, pembentukan satgas COVID-19 yang berasal dari berbagai unsur terkait untuk di pasar tradisional dan ruang publik itu menunjukkan keseriusan Pemerintah Kota Mataram dalam pencegahan dan penanganan COVID-19 di kota ini.
“Masyarakat terkesan menormalkan diri di era normal baru, sementara kasus positif baru COVID-19 terus bertambah bahkan Mataram masih zona merah. Karenanya masyarakat perlu diingatkan dan diedukasi kembali agar disiplin menerapkan protokol COVID-19,” katanya.
Di Mataram terdapat 19 pasar tradisional yang menjadi pusat aktivitas dan interaksi masyarakat. Namun dari hasil evaluasi, sejauh ini masih banyak pedagang dan pengunjung yang tidak mentaati protokol COVID-19.
Karena itulah, Kota Mataram tidak ingin pasar seperti daerah lain dimana terjadi eskalasi penyebaran di pasar tradisional, bahkan menjadi klaster baru. Karena itu, satgas COVID-19 ini bertugas memastikan pedagang dan pengunjung mentaati protokol COVID-19.
“Tugas satgas ini akan terus kita evaluasi, jika pedagang dan pengunjung di pasar tradisional dan ruang publik tidak bisa disiplin akan kita tutup,” katanya.
Oleh karena itu, untuk menjaga bersama jangan sampai pasar menjadi klaster penyebaran COVID-19, satgas harus benar-benar melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab.
“Saya juga menekankan Kepala Dinas Perdagangan dan kepala pasar benar-benar laksanakan protokol COVID-19. Kalau pasar tidak bisa disiplin kita tutup dari pada ada korban,” ujarnya.
Mataram saat ini masih masuk zona merah COVID-19 karena berdasarkan data terakhir gugus pada Minggu (12/7) pukul 22.00 Wita, secara kumulatif kasus COVID-19 di Kota Mataram mencapai 697 orang. Sebanyak 258 orang masih dalam perawatan dan 392 orang dinyatakan sembuh dan 47 orang meninggal dunia.
Selain itu, terdata juga 194 orang pasien dalam pengawasan (PDP), 19 orang dalam pemantauan (ODP) dan 199 orang tanpa gejala (OTG). (Ant)