Mataram (Inside Lombok) – Telah terjadi peristiwa tsunami pada Sabtu malam (22/12/2018) sekitar pukul 21.27 WIB di pantai Selat Sunda.
Wilayah yang terdampak yakni Pandenglang, Lampung Selatan, dan Serang. Di antaranya merupakan daerah pemukiman dan kawasan wisata, yaitu Pantai Tanjung Lesung, Sumur, Teluk Lada, Penimbang, dan Carita.
Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho melaporkan sejumlah data terkini mengenai evakuasi korban yang dilakukan oleh tim gabungan melalui akun twitter miliknya. Ia menyampaikan bahwa jumlah korban terus bertambah.
“Hingga (23/12/2018) pukul 10.00 WIB, tercata 62 orang meninggal dunia, 584 orang luka-luka dan 20 orang hilang. Ratusan rumah dan bangunan rusak. Alat berat dikerahkan untuk evakuasi,” tulis Sutopo, Minggu (23/12/2018).
Sutopo juga menyampaikan jumlah kerugian fisik meliputi 430 unit rumah rusak berat, 9 hotel rusak berat, 10 kapal rusak berat dan puluhan rusak.
Wilayah Pandenglang merupakan kawasan yang paling parah terdampak dari terjangan tsunami. Berdasarkan data BNPB yang tercatat pada pukul 08.00 WIB, terdapat 33 korban jiwa, 49 korban luka-luka, sebanyak 400 unit rumah rusak parah di wilayah ini.
Untuk wilayah Lampung Selatan tercatat ada sebanyak 7 korban jiwa, 89 korban luka-luka, dan 30 unit rumah rusak berat. Sementara itu, di wilayah Serang dilaporkan sebanyak 3 korban jiwa, 4 korban luka-luka, dan 2 korban yang masih hilang.
Menurut laporan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bersama dengan Badan Geologi dalam siaran pers, bahwa pada pukul 21.03 WIB Gunung Krakatau mengalami erupsi. Stasiun Sertung merekam adanya getaran tremor terus menerus, akan tetapi tidak ada frekuensi tinggi.
Hasil dari rekaman seismik dan sejumlah laporan dari masyarakat setempat, tsunami terjadi tidak disebabkan oleh gempa bumi tektonik melainkan adanya aktivitas seismik pada pukul 21.03 WIB dengan durasi kurang lebih 24 detik dan frekuensi 8-6 Hz. BMKG akan terus mencari tahu penyebab pasti terjadinya tsunami tersebut
Ketinggian air laut yang naik di Serang tercatat 0,9 meter pukul 21.27 WIB. Sedangkan di Banten setinggi 0,35 meter pukul 21.33 WIB. Kemudian di Kota Agung, Lampung tercatat setinggi 0,35 meter pukul 21.35 WIB dan di Pelabuhan Panjang, Bandar Lampung setinggi 0,28 meter pukul 21.53 WIB.
Sebelumnya, BMKG telah memberi peringatan dini akan gelombang tinggi yang berlaku dari tanggal 22 hingga 25 Desember 2018 di wilayah perairan Selat Sunda.
“Diperkirakan kemarin tanggal 21 hingga nanti 25 Desember 2018. Ini peristiwa beda namun terjadi pada lokasi yang sama, pertama erupsi Gunung Krakatau dan potensi gelombang tinggi,” ungkap Dwikorita Karnawati selaku Kepala BMKG, Minggu (23/12/2018).
Selain itu, laporan dari tim lapangan BMKG pada pukul 09.00 sampai 11.00 WIB terjadi hujan lebat disertai dengan angin kencang di Perairan Anyer.
Namun, pihak BMKG tetap menghimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak mempercayai isu yang tidak ada kejelasannya. Masyarakat juga diharapkan agar menjauhi daerah perairan Selat Sunda hingga adanya perkembangan informasi dari BMKG dan Badan Geologi selanjutnya.