Lombok Tengah (Inside Lombok)- Belasan pelajar di Lombok Tengah akhirnya memilih menikah dini. Hal itu dinilai karena siswa terlalu lama belajar di rumah karena pandemi Covid-19.
“Memang BDR berpengaruh. Kita bisa lihat dari catatan di KUA. Dan mereka kan tidak dapat (tercatat) secara administrasi. Belasan orang (jumlahnya)”, kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Lombok Tengah, Lalu Muliardi Yunus, Selasa (25/8/2020) di Praya.
Dikatakan, pihaknya akan membatalkan pernikahan dini itu kalau ada laporan yang masuk ke DP3AP2KB. Sementara ini, sudah ada sekitar enam kasus pernikahan dini yang dibatalkan pihaknya.
“Ada sekitar lima enam kasus (nikah dini) yang masuk di kami yang sudah kita batalkan. Itu yang ada laporan”, sebut Muliardi.
Hanya saja, dia memprediksi banyak juga pernikahan dini yang tidak dilaporkan ke pihaknya. Karena pernikahan dini biasanya ditutupi di tingkat desa. Pasalnya, hal ini berkaitan dengan adat istiadat di tengah masyarakat.
Di mana, kalau anak perempuan sudah dilarikan oleh calon suaminya maka pantang untuk dikembalikan lagi ke rumah orang tuanya.
“Jadi itu yang buat kita kesulitan untuk mendeteksi. Jadi yang kita bisa lihat di angka sekolah. Berapa yang putus sekolah karena kawin”, ujarnya.
Pihaknya menghimbau agar para pelajar di Lombok Tengah tidak menikah dini dan menuntaskan pendidikannya hingga ke jenjang yang lebih tinggi.