Lombok Timur (Inside Lombok) – Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Lombok Timur (Lotim), sampai saat ini belum membuka sekolah secara keseluruhan, hanya saja Kemenag membuka beberapa Pondok Pesantren (Ponpes) yang sudah memiliki program khusus.
Kepala Kemenag Lotim, H Azharuddin mengatakan, dari 213 ponpes yang direkomendasikan untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka, hanya 52 ponpes yang bisa diizinkan. 52 ponpes tersebut diizinkan karena memiliki program khusus, seperti bahasa arab, bahasa Inggris, pembacaan kitab kuning dan tahfiz.
“Pelaksanaan pembelajaran tatap muka itu sudah dilakukan dari bulan Juli lalu dan dibuka langsung olek Bupati Lotim,” katanya saat ditemui di Kantor Kemenag Lotim, Kamis (22/10).
Pelaksanaan belajar tatap muka pada ponpes tersebut, tetap dianjurkan untuk mengedepankan protokol kesehatan seperti penggunaan masker, mengatur jarak dan menyiapkan tempat cuci tangan.
“Alhamdulillah sampai saat ini tidak ada klaster dari ponpes yang melaksanakan pembelajaran tatap muka tersebut,” ujarnya.
Madrasah yang masih belum diizinkan untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka, dan masih melaksanakan pembelajaran secara daring. Kemenag Lotim telah memberikan bantuan dana untuk pembelian kouta baik untuk guru maupun kouta siswa.
” Kita berikan bantuan untuk pengadaan kuota per ponpes sebanyak Rp15 juta per tahun, dan kita akan berikan sebanyak tiga kali dengan besaran Rp5 juta,”Ucapnya.
Untuk membuka ponpes secara keseluruhan, pihaknya belum ada sinyal untuk membuka, sehingga sampai saat ini pihak kemenag masih menunggu instruksi lebih lanjut dari pemerintah pusat atau kebijakan lain dari pemerintah daerah, mengingat kasus covid-19 juga masih terjadi.
“Namun kita berharap semoga ponpes di Lotim bisa dibuka lebih banyak lagi untuk pelaksanaan belajar tatap muka,” tutupnya.