28.5 C
Mataram
Selasa, 26 November 2024
BerandaKesehatanPasien Menduga Hasil Rapid Test di Puskesmas Labuan Haji Tak Akurat

Pasien Menduga Hasil Rapid Test di Puskesmas Labuan Haji Tak Akurat

Lombok Timur (Inside Lombok) – Salah seorang warga Desa Teros, Kecamatan Labuhan Haji, Kabupaten Lombok Timur (Lotim), Nusa Tenggara Barat (NTB), menduga hasil rapid test yang dilakukan pihak Puskesmas Labuhan Haji tidak akurat.

Salah seorang Pasien Inisial AS dengan saudaranya inisial M, menemukan beberapa fakta yang membingungkan ketika melakukan rapid test pada (19/11) di puskesmas tersebut. Pasalnya hasil rapid test yang dikeluarkan oleh pihak puskesmas yang tidak jelas berbeda dalam setiap jamnya. Sehingga AS dan M merasa ada yang janggal dan memunculkan dugaan bahwa hasil rapid test tersebut dimainkan.

“Kita diminta menunggu hasil rapid test itu keluar dalam waktu 15 menit. Namun, ketika hasil rapid test keluar dan menyatakan garis satu yang artinya non reaktif, tapi kok bisa dinyatakan reaktif,” jelas M kepada Inside Lombok melalui sambungan telepon, Senin (23/11).

Tidak percaya dengan hal tersebut, M langsung mengajak AS mempertanyakan kejanggalan yang didapati dari puskesmas tersebut ke pihak Satgas Covid-19 Kabupaten Lombok Timur.

Lanjutnya, setelah mempertanyakan hal itu, ia menuturkan bahwa Satgas Covid-19 pun merasa heran melihat apa yang dilakukan pihak puskesmas tersebut. Pasien yang yang hasil sampel darah bergaris satu atau non reaktif malah dianggap reaktif oleh puskesmas tersebut.

“Pihak satgas mengatakan bahwa bahan yang digunakan di Puskesmas Labuhan Haji kurang memadai dan juga bisa saja hasil rapid test itu berubah oleh tiupan angin ketika pasien berada di atas motor,” ucap M.

M akhirnya mengajak AS untuk melakukan rapid test di klinik swasta untuk melakukan rapid test ulang. Setelah menunggu sekitar 15 menit, hasilnya keluar dan AS dinyatakan non-reaktif.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Puskesmas Labuhan Haji mengatakan kalau pada awalnya, garis yang dihasilkan dari hasil rapid test pasien memang menyatakan dua garis.

Lanjutnya, kemungkinan bisa saja terjadi kesalahan teknis yang bisa menyebabkan hasil rapid test tersebut berubah. Atau kemungkinan juga, pada saat itu hasil dari rapid test itu mengalami pemudaran sehingga menjadikannya satu garis.

Ia menjelaskan bahwa hasil bisa berubah ketika anti body pasien sudah mulai membaik ketika melakukan rapid test ulang. Hasil tersebut juga bisa menjadi reaktif selama 7 hari ke depan.

“Pasien yang membutuhkan waktu cepat, karena itu kita juga bekerja cepat,” imbuhnya.

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer