Mataram (Inside Lombok) – Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Mataram di Nusa Tenggara Barat menghentikan pencarian empat nelayan korban kecelakaan KM Kerinci Indah 02 GT 26 di perairan selatan Pulau Lombok.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Mataram Nanang Sigit PH di Mataram, Selasa, mengatakan proses pencarian dihentikan setelah upaya pencarian selama tujuh hari sesuai standar operasional prosedur Kantor Pencarian dan Pertolongan.
“Kami sudah melakukan pencarian sejak hari pertama kejadian Selasa (17/11). Penutupan kegiatan operasi SAR dihentikan pada Senin (23/11) pukul 18.00 Wita,” katanya.
Ia menjelaskan bahwa tim SAR gabungan yang meliputi anggota Basarnas Mataram, awak kapal KN Chundamani- P116, awak kapal MV Cape Kallia, serta nelayan sudah melakukan pencarian selama tujuh hari di area sekitar kecelakaan kapal.
Tim SAR juga melakukan pencarian di wilayah perairan Teluk Awang, Pantai Kuta Mandalika, dan Pantai Selong Belanak di Kabupaten Lombok Tengah.
Selain menyisir perairan, kata Nanang, tim SAR juga menyusuri pinggir kawasan pesisir menggunakan mobil.
“Kami juga menyebar informasi kepada masyarakat sekitar dan para nelayan terkait kecelakaan laut tersebut. Jika ada warga yang menemukan korban agar melapor,” ujarnya.
Nanang mengatakan, Kantor Pencarian dan Pertolongan akan kembali melakukan operasi SAR jika ada tanda-tanda korban ditemukan atau ada permintaan dari keluarga korban.
KM Kerinci Indah 02 GT 26 yang mengangkut 11 nelayan dilaporkan mengalami kecelakaan di perairan selatan Pulau Lombok pada Selasa (17/11) pagi.
Awak Kapal MV Cape Kallia yang saat itu berada di lokasi kejadian berupaya mengevakuasi para korban namun hanya berhasil mengevakuasi tujuh orang.
Empat nelayan lainnya dilaporkan hilang. Nelayan yang dilaporkan hilang berasal dari Yogyakarta, Padang, Medan, dan Cirebon. (Ant)