Lombok Tengah (Inside Lombok)- Sempat mati produksi selama bertahun-tahun, produksi gerabah di desa Penujak Kecamatan Praya Barat akhirnya mulai menggeliat kembali.
Hal itu seiring dengan pembangunan sirkuit MotoGP. Apalagi, gerabah desa Penujak yang merupakan gerabah tertua di NTB menjadi salah satu merchandise atau suvenir MotoGP 2021.
“Dengan adanya MotoGP, sehingga sekarang bagaimana kita angkat kembali gerabah,”kata Kepala Desa Penujak, Suharto, Rabu (23/12) di Praya.
Dikatakan, gerabah Penujak akan didesain modern sesuai dengan yang diinginkan oleh Mandalika Grand Prix Association (MGPA) selaku promotor MotoGP di Indonesia.
Selain itu, pemerintah desa dan kabupaten juga pusat akan mengupayakan suntikan modal untuk para pengerajin di desa Penujak. Total ada lima ribuan pengrajin di sana. Dari jumlah itu, yang mulai berproduksi saat ini sekitar dua ribuan orang.
“Tetap ada pengrajin berproduksi juga. Tapi berkurang dulu 100 persen sekarang dua ribu,”imbuhnya.
Sementara ini pengrajin berproduksi di rumah masing-masing. Sementara untuk art shop juga akan dihidupkan kembali. Sehingga gerabah hasil produksi desa Penujak bisa lebih mudah dipasarkan.
“Sudah koordinasi dengan Dinas Pariwisata kabupaten dan provinsi agar terangkat kembali. Sudah berapa kali launching dari pusat dan provinsi dan kabupaten ini mudahan sekarang lancar”,katanya.
Meski diakui, bahwa pengrajin di desa Penujak selama ini masih mengalami persoalan di dalam memasarkan produk-produknya.