25.5 C
Mataram
Rabu, 27 November 2024
BerandaBerita UtamaLongsor Senggigi Hambat Mobilitas Pariwisata, Bus Tak Bisa Melintas

Longsor Senggigi Hambat Mobilitas Pariwisata, Bus Tak Bisa Melintas

Lombok Barat (Inside Lombok) – Longsor di tiga titik kawasan wisata Senggigi tak bisa dipungkiri turut juga berdampak terhadap pariwisata di kawasan itu. Terlebih untuk bus pariwisata yang tidak mencapai pusat Senggigi. Karena saat ini kendaraan besar termasuk bus pariwisata tidak bisa melintasi kawasan itu.

“Seperti hari ini misalnya bus pariwisata tidak boleh melewati kawasan Senggigi karena dikhawatirkan bisa menyebabkan tebing itu longsor kembali, tentu itu sangat berdampak” ketus ketua DPRD Lobar, belum lama ini.

Sehingga pihaknya mendorong Pemda untuk segera mengambil sikap untuk tindak lanjut penanganan longsor tersebut. Ia mempertanyakan sampai kapan kondisi itu akan dibiarkan. Termasuk harus tegas terhadap pihak kontraktor apakah harus bertanggungjawab juga terhadap perbaikan longsor itu. Mengingat saat ini masih dalam masa pemeliharaan.

Sementara itu, Kepala Dinas PUPR Lobar, Made Arthadana mengaku pihaknya sudah menggelar rapat koordinasi dengan pihak Dispar Lobar, PPK, Konsultan pengawas, serta seluruh kontraktor yang paket proyek penataan Senggigi untuk mengambil langkah cepat penanganan tersebut.

Pihaknya juga mempertanyakan bagaimana kesanggupan Dispar bersama dengan pihak rekanan untuk mengembalikan trotoar yang telah ditata dan longsor itu. Karena hal itu, kata Made, harus disesuaikan dengan perjanjian awal kontrak pengerjaan proyek itu.

Di mana dalam masa pemeliharaan, kondisinya harus bisa kembali seperti semula. Karena persoalan itu tidak bisa langsung ditangani oleh pihak PUPR, lantaran pengerjaan ketiga titik proyek yang longsor itu tidak dipegang oleh pihaknya.

“Sejauh ini, yang sudah sanggup untuk mengembalikan trotoar seperti bentuk semula, baru kontraktor di penataan kawasan Hotel Sheraton. Sementara yang lain masih menunggu” bebernya.

Kendati pihak kontraktor sudah mengaku siap untuk melakukan perbaikan, dirinya memberi penegasan supaya pihak pengawas harus tetap memastikan kesanggupan keberanian kontraktor untuk melakukan perbaikan. Sembari menunggu penanganan permanen dari pihak balai jalan.

Begitupun dengan kajian perbaikan titik yang sudah longsor itu, ia tidak ingin itu dilakukan secara asal-asalan dan hanya seumur jagung.

Pihak PUPR pun sudah melakukan rapat koordinasi sebanyak tiga kali bersama pihak BPJN NTB. Sehingga Tim Reaksi Cepat (TRC) bersama pihak BWS juga sudah dilibatkan untuk turun melakukan pengecekan. Guna mengantisipasi adanya indikasi kemungkinan hal serupa juga bisa saja terjadi di titik lainnya di kawasan Senggigi.

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer