31.5 C
Mataram
Senin, 25 November 2024
BerandaBerita UtamaAprindo Prediksi Lonjakan Omzet 10 Persen Menjelang Akhir Ramadan

Aprindo Prediksi Lonjakan Omzet 10 Persen Menjelang Akhir Ramadan

Mataram (Inside Lombok) – Momentum Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri menjadi periode yang paling dinantikan bagi para pengusaha ritel agar bisa menggenjot pendapatan. Namun, memasuki minggu pertama bulan Ramadan, penjualan ritel modern dirasa masih belum ada perkembangan.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) NTB Prof Abdul Aziz Bagis. Menurutnya, pertumbuhan penjualan baru akan terjadi pada pertengahan atau menjelang akhir bulan Ramadan.

“Sejauh pengamatan saya sepanjang awal Ramadan ini penjualan masih biasa-biasa saja. Mungkin nanti pada pekan kedua atau ketiga Ramadan baru akan terjadi lonjakan,” katanya, Kamis, (22/4/2021).

Ia menjelaskan, lonjakan itu dipicu karena pada masa-masa tersebut daya beli masyarakat yang mulai meningkat seiring dengan persiapan menyambut Hari Raya Idul Fitri. Diperkirakan pertumbuhan omzet penjualan akan meningkat lebih dari 10 persen.

“Kita khususnya pengusaha ritel lokal mengupayakan dapat menyerap perputaran uang semaksimal mungkin,” bebernya.

Aziz mengemukakan, ada beberapa indikator yang melandasi asumsi kinerja ini. Salah satunya yakni terkait dengan pilihan masyarakat. Persaingan dengan ritel-ritel besar dengan skala nasional maupun internasional juga menjadi tantangan tersendiri bagi pengusaha ritel lokal.

“Sehingga jika dana itu lebih banyak diserap oleh mereka (ritel nasional/internasional) asumsi mengenai kenaikan di atas 10 persen itu bisa saja tidak terjadi,” jelasnya.

“Jadi itu sangat tergantung pada pilihan masyarakat sebagai konsumen,” sambungnya.

Oleh karena itu, ia berharap masyarakat lebih memilih untuk berbelanja di ritel-ritel modern jejaring lokal. Selain itu, pemerintah juga dapat menggandeng Aprindo untuk program-program bantuan kedepannya. Dengan demikian perekonomian daerah diyakini akan semakin menggeliat.

“Kami punya sembako yang dibutuhkan, juga data-data retailnya. Dari segi harga pun relatif sama. ini bisa jadi salah satu cara menghidupkan usahanya. Karena sejauh ini belum banyak orderan besar untuk mereka,” katanya.

“Kedepannya kami berharap pemerintah daerah menyadari hal ini dan melibatkan ritel-ritel lokal sehingga kami bisa memberikan data-data pengusaha lokal yang bisa diajak kerja sama,” tutupnya.

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer