Lombok Barat (Inside Lombok) – Anggota Komisi IV DPR RI yang juga membidangi soal ketahanan pangan, H. Johan Rosihan dari fraksi PKS ini menerima langsung keluhan para petani. Salah satunya terkait kehawatiran mereka mengenai kelangkaan pupuk dan mendiskusikan bagaimana solusi yang bisa diambil, saat hadir dalam tasyakuran Milad ke-19 PKS di Kediri.
Namun, dirinya dengan tegas mengatakan bahwa yang sudah keliru dari awal adalah sistem pengelolaannya. Sehingga bagaimanapun pendistribusian pupuk itu diatur, petani tetap akan mengalami kekurangan saat sudah masuk musim tanam.
“Pupuk ini sistem pengelolaannya sudah salah, mau benar saja cara menyalurkannya, pupuk ini akan tetap kurang” ketusnya, di Kediri, Minggu (25/04/2021).
Hal itu, kata dia, karena selama ini masyarakat diminta mengajukan pupuk berdasarkan kebutuhan mereka. Sehingga sebelum pupuk itu didistribusikan masyarakat diminta mengajukan RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok) dan mereka akan mengajukan berapa banyak pupuk sesuai dengan yang mereka rasa dapat memenuhi kebutuhan mereka.
Sementara pemerintah dalam mengadakan pupuk ini menggandeng pihak ketiga dan akan memproduksi sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Padahal, dirinya menjelaskan, jika mengacu pada kebutuhan pupuk para petani secara keseluruhan, Pemerintah harus menganggarkan kurang lebih sekitar Rp 79 triliun. Sedangkan kemampun pemerintah sendiri untuk menyediakan pupuk subsidi ini hanya sebesar Rp 26 triliun.
“Bisa ndak kira-kira kemampuan kita melebihi kebutuhan? Itu ndak bisa” ujarnya.
Sehingga ia mendorong perlu adanya inovasi yang harus dilakukan pemerintah dan masyarakat untuk bisa menghasilkan pupuk yang bisa membantu memenuhi kebutuhan para petani. Termasuk dengan mulai perlahan beralih menggunakan pupuk organik yang kata dia, saat ini kualitasnya sudah banyak yang hampir sama dengan pupuk kimia.
Di Lombok Barat sendiri, saat ini petani sudah mulai khawatir dengan ketersediaan pupuk saat akan mulai memasuki masa tanam ini. Kekhawatiran itu salah satunya disampaikan oleh H. Tamjid.
“Setiap musim tanam kita selalu dihadapkan dengan kelangkaan pupuk yang membuat kita para petani kesusahan” keluhnya.
Terlebih saat ini sudah mulai memasuki masa tanam. Terutama untuk para petani yang ada di kawasan Sukamakmur, Gerung yang tahun lalu juga telat mendapatkan distribusi pupuk. Sehingga hal itu dinilai berpengaruh juga terhadap kualitas tanaman padi mereka.
“Kami yang di Sukamakmur, Gerung tahun lalu telat dapat distribusi pupuk. Kami khawatir pada masa tanam ini akan terulang lagi” tutupnya.