28.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaBerita UtamaSahnan, Difabel yang Puluhan Tahun Abdikan Diri Jadi Guru Ngaji Meski Tak...

Sahnan, Difabel yang Puluhan Tahun Abdikan Diri Jadi Guru Ngaji Meski Tak Digaji

Lombok Tengah (Inside Lombok)- Sudah 30 tahun lamanya, Sahnan (40) mengabdikan diri menjadi guru ngaji di musala yang berjarak sekitar 200 meter dari rumahnya. Laki-laki asal Dusun Budandak Desa Bunut Baok Kecamatan Praya Lombok Tengah tersebut memiliki keterbatasan fisik.

Saat ditemui wartawan di rumahnya, Senin (26/4/2021) sore, Sahnan bercerita suka dukanya menjadi guru ngaji di musala.

Saat hujan, pakaian yang digunakannya ke musala selalu dipenuhi lumpur. Dia juga pernah terjatuh. Sehingga dia meminta anak muridnya untuk pergi ke rumahnya mengambil pakaian ganti untuknya.

“Dulu sering jatuh, kalau hujan apalagi pakaian kotor. Makanya murid selalu pulang ambil pakaian ganti. Tapi Alhamdulillah sekarang trotoar sudah diperbaiki,” kenangnya.

Dia bercerita, selama puluhan tahun dia mengajar ngaji tidak pernah mendapatkan gaji. Dia memang tidak mengharapkan hal itu. Dia hanya berniat untuk mendapatkan pahala dan Ridho Allah SWT.

“Kalau niat, kita tuntut pahala. Tidak pernah berniat dapat uang. Ngajar ngaji di musala agar tidak sepi musala ini,”katanya.

Hingga saat ini, sudah ada ratusan orang murid yang diajar mengaji oleh Sahnan. Bahkan, di antara murid-muridnya itu sudah ada di antaranya yang menjadi guru.

Sahnan hidup bersama dengan istri dan satu orang anaknya yang baru berusia tiga tahun. Untuk menghidupi keluarganya, dia mengandalkan sawah seluas 11 are warisan orangtuanya. Namun sayang, pada tahun ini lahan tersebut tidak bisa digarap karena tidak ada modal.

“Jadinya disewakan karena kemarin tidak ada modal. Kita dapat uang tapi beli beras,” katanya.

Kalau keuangan sedang menipis, mereka bahkan makan sepiring bertiga. Adapun pemerintah desa, diakuinya belum pernah mengunjunginya. Namun, hal itu menurut Sahnan bukanlah persoalan.

Dia juga bersyukur karena sudah mendapatkan program bedah rumah dari pemerintah serta mendapatkan bantuan pangan non tunai (BPNT).

“Dapat beras tiap bulan itu pakai makan,” kata pria yang tampak selalu semangat tersebut.

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer