Lombok Barat (Inside Lombok) – Sebanyak 11 sekolah di Lombok Barat (Lobar) yang sejak tahun lalu telah memperoleh Surat Keterangan (SK) pemberian izin untuk belajar tatap muka dari Bupati Lobar, H. Fauzan Khalid.
Kini ke 11 sekolah itu diberikan kelonggaran untuk memilih melanjutkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) atau kembali Belajar Dari Rumah (BDR) seperti sekolah lainnya di Lobar.
“Sebenarnya gak ada SE baru, tapi dari hasil komunikasi kami dengan Dikbud Lobar, BDR tersebut tidak berlaku bagi 11 sekolah yang pernah mendapat izin SK dari Bupati,” terang Direktur Lentera Hati Islamic Boarding Schol (LHIBS), Ridha, saat dikonfirmasi melalui pesan whatsapp, Senin (26/07/2021).
Dijelaskan, per 23 Juli 2021 sekolah di Lobar memang kembali diganti dengan BDR. Hal itu menyusul wilayah Lobar masuk menjadi daerah zona merah kasus Covid-19.
Adapun pihaknya pada awal pekan ini memilih untuk tetap melanjutkan PTM. Karena termasuk satu dari 11 sekolah yang mendapat rekomendasi izin PTM sejak 2 November 2020 lalu.
Sekolah dibuka dengan protokol kesehatan yang lebih diperketat. Selain itu, kegiatan di sekolah juga tidak penuh dan hanya sampai siang.
“Kalau ada santri yang merasa kurang sehat, tidak kami izinkan untuk datang ke sekolah” tegasnya.
Hal senada juga dijelaskan oleh Kepala SDN 1 Sandik, Linawati Wijaya, bahwa PTM di PTM di sekolah tersebut tetap berjalan seperti biasanya.
“Sebelum ada perintah untuk pencabutan izin itu, PTM bisa kita lanjutkan tapi harus dengan Prokes yang lebih ketat,”katanya.
“Termasuk kami di SDN 1 Sandik, masih melanjutkan PTM besok (Senin, red)” imbuhnya.
Sementara itu, pengelola SD IT Insan Mulia Kediri, Hj. Nurul Adha, justru menyebut sekolahnya lebih memilih untuk melakukan BDR karena mengacu pada SE terbaru Bupati.
“Kami masuk dalam 11 sekolah itu, tapi kami lebih memilih belajar daring, sesuai imbauan dari Pemkab Lobar,” tutur Adha.
Keputusan itu dipilih lantaran melihat tingginya lonjakan kasus Covid-19 di Lobar. Apalagi, dia mengetahui banyak warga yang mengalami sakit gejala Covid-19 namun tidak memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.
“Demi menjaga dan menyelamatkan anak-anak, untuk sementara kami lebih memilih BDR, lebih aman,” jelas perempuan yang juga Wakil Ketua DPRD Lobar ini.