Mataram (Inside Lombok) –Harga kebutuhan pokok di Kota Mataram menjelang peringatan Maulid Nabi SAW masih normal. Stabilnya harga tersebut disebabkan persediaan mencukupi. Walaupun begitu, daya beli masyarakat justru menurun pada masa pandemi Covid-19 ini.
Salah seorang pedagang daging di pasar Cakranegara Kota Mataram, Farhana Selasa (5/10) mengatakan, harga daging ayam masih seperti biasanya, yaitu berkisar Rp38 – 40 ribu per kilogram (Kg). Belum ada kenaikan sejak beberapa bulan terakhir.
“Harganya masih normal ini. Ya karena stok masih banyak juga karena sepi pembeli,” keluhnya.
Dalam sehari daging ayam yang dijualnya hanya terjual 25 Kg. Jumlah ini jauh berkurang jika dibandingkan kondisi sebelum pandemi Covid-19. “Sekarang ini sedikit yang laku. Kita juga nyetoknya sedikit, karena tidak ada yang beli. Kalau sebelum covid yang laku bisa sampai 40 – 50 Kg per hari,” jelasnya.
Kondisi yang sama berlaku untuk daging sapi, di mana harga masih stabil tanpa kenaikan signifikan. Namun permintaan pasar justru menurun drastis. Di Pasar Cakranegara harga daging sapi masih berkisar Rp130 – 140 ribu per Kg.
“Daging sapi kita nyetok 14 Kg, dari tadi pagi hanya laku beberapa Kg saja. Belum banyak yang laku ini. Supaya kita tidak terlalu banyak rugi, kita nyetok sedikit saja sesuai permintaan konsumen,” ujar Farhana.
Sementara itu, salah seorang pedagang telur di pasar yang sama, Raini mengatakan untuk harga telur justru terjadi peningkatan beberapa hari terakhir. Saat ini harga telur ayam mencapai Rp 1.500 per butir.
Peningkatan harga telur dinilai karena permintaan meningkat menjelang peringatan Maulid Nabi. Diprediksi, harga telur akan terus terjadi kenaikan hingga peringatan Maulid Nabi selesai digelar.
“Tidak dia turun-turun kalau telur. Kalau sudah naik, ya naik dah dia. Jarang bisa turun lagi. Makanya saya jual yang sudah direbus ini sedikit saja,” katanya.
Kepala Dinas Pertanian Kota Mataram, H. Mutawalli memprediksi harga daging menjelang peringatan Maulid Nabi tidak akan mengalami peningkatan signifikan. Di mana kenaikan harga sebesar 5 persen terbilang masih normal dan bisa ditoleransi.
Stabilnya harga bapok tersebut menurutnya disebabkan stok yang masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat satu bulan kedepan. Terlebih selain daging sapi lokal, pemerintah juga membuka kesempatan untuk masuknya daging sapi beku dari luar negeri.