Mataram (Inside Lombok) –Call center atau nomor panggilan kedaruratan Kota Mataram 112 sering mendapatkan prank call atau panggilan main-main. Jumlah prank call terbilang cukup banyak. Bahkan mencapai 70 persen dari total panggilan yang masuk.
“Ya kita sebutnya, prank call. Masyarakat hanya menggunakan panggilan tersebut untuk memastikan nomornya aktif atau tidak. Karena kan tidak berbiaya,” kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Mataram, I Nyoman Suwandiasa, Jumat (8/10) di Mataram.
Ia menyebutkan, jumlah panggilan kedaruratan yang diterima petugas mencapai 12.107 panggilan. Jumlah ini dari periode Januari – Oktober 2021. Namun dari belasan ribu panggilan yang diterima didominasi oleh prank call mencapai 70 persen. “Ya itu prank call dan kita tidak lanjuti,” katanya.
Selain prank call, petugas di call center Kota Mataram juga menerima aduan dari masyarakat. Seperti pohon tumbang, banjir, kebakaran dan sebagainya. Panggilan kedaruratan ini, langsung dihubungkan dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.
“Sistem call center ini sudah memiliki namanya pejabat penghubung di masing-masing OPD lingkup Pemkot Mataram,” ujarnya.
Dimasing-masing OPD sudah ada petugas khusus yang akan menerima pemberitahuan terkait keluhan masyarakat. Seperti di Dinas Lingkungan Hidup, BPBD, RSUD Kota Mataram, PDAM dan OPD lainnya.
“Kita tindak lanjuti keluhan warga. Kita hubungkan ke setiap seperti OPD LH, BPBD, RSUD, dan PDAM,” kata Nyoman.
Dalam sehari jumlah panggilan yang diterima cukup banyak. Namun didominasi dengan panggilan main-main serta tanda identitas. “Ya banyak yang prank call dan juga anonim,” keluhnya.
Ia mengharapkan, nomor panggilan kedaruratan yang dimiliki Pemkot Mataram bisa dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat. Karena melalui call center 112, pemerintah bisa lebih cepat membantu persoalan sosial ditengah masyarakat.
“Ini tantangan kita kedepan. Masyarakat bisa memanfaatkan panggilan darurat ini dengan maksimal kedepan,” katanya.