Mataram (Inside Lombok) – Bencana banjir melanda lima (5) kelurahan di Kabupaten Dompu, antara lain Kelurahan Bada, Karijawa, Bali I, Kandai II, Wawondoru, dan Beka Jaya pada Rabu (03/04/2019). Banjir setinggi sekitar 2 meter tersebut merendam 785 rumah warga dimana 3 diantaranya mengalami rusak berat karena terseret arus dan memaksa 3.140 jiwa harus mengungsi.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Barat (NTB), Mohammad Rum, menerangkan bahwa selain karena terjadi kerusakan di daerah hulu, salah satu penyebab banjir tersebut adalah tidak adanya pohon-pohon penahan banjir sebab alih-fungsi hutan menjadi ladang jagung yang marak terjadi di Dompu.
“Harusnya ditanam (jagug, Red) di daerah yang memang untuk daerah datar. Tapi untuk di hutan-hutan, di daerah yang curam, hendaknya tetap dipertahankan pohon-pohon yang sifatnya bukan musiman, yaitu yang memiliki akar tunjang,” ujar Rum, Kamis (04/04/2019) di Mataram.
Menurut Rum alih-fungsi hutan tersebut termasuk ke dalam tindakan illegal Logging, sehingga bencana yang seharusnya bisa dicegah, sekarang menjadi lebih susah lagi untuk diatasi.
“Ya ilegal logging, itu pengalihan fungsi tanam. Makanya ya tunggu saja (benjir, Red),” ujar Rum.
Rum sendiri menyayangkan masyarakat yang membabat hutan untuk menjadi ladang jagung tanpa memerhatikan fungsi hutan tersebut. Menurut Rum, jika ingin menanam jagung, masyarakat juga perlu memerhatikan lokasi lahan yang dipilihnya, agar tidak sampai membabat habis hutan.
“Janganlah hutan itu dibabat habis. Kalaupun mau tanam di hutan, tanam saja di antara pohon-pohon itu,” ujar Rum.
Kabupaten Dompu sendiri memang terkenal sebagai daerah penghasil jagung terbesar di NTB. Untuk mencapai predikat tersebut, di Dompu dapat ditemukan banyak sekali ladang jagung yang sebelumnya diketahui sebagai hutan.
Menyikapi hal tersebut, Rum menyampaikan harapannya agar rehabilitasi hutan segera dilakukan agar bencana banjir serupa maupun yang lebih parah tidak terulang lagi. Selain rehabilitasi tersebut, menurut Rum penormalan hulu sungai yang saat ini mengalami pendangkalan dan penyempitan juga perlu mendapat perhatian.