Lombok Barat (Inside Lombok) -Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Lobar menyebut target pendapatan asli daerah (PAD) tahun ini sulit tercapai. Alasannya, selain karena pandemi Covid-19, juga muncul dugaan kebocoran sumber PAD. Terutama dari maraknya parkir liar di Lobar.
“Kebocoran itu memang ada dan berusaha kita tekan. Makin marak juru parkir liar, makin memperparah kebocoran (PAD),” ujar Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Lobar, Suparlan saat dikonfirmasi, Kamis (21/10).
Menurutnya, hal itu juga berpengaruh pada pemasukan daerah dari retribusi. Baik di pasar-pasar tradisional, maupun di fasilitas umum lainnya. Terutama pada bidang yang menjadi kewenangan Bappenda.
Capaian PAD Lobar sendiri hingga Oktober ini baru Rp68 miliar. Jumlah tersebut mengalami peningkatan jika dibanding dengan PAD pada bulan yang sama 2020 lalu, yang hanya mencapai Rp61 miliar.
“Capaian PAD kita tahun ini lebih baik dari tahun lalu. Karena ada surplus sebesar Rp7 miliar,” jelas Suparlan. Kendati demikian, capaian tersebut masih jauh dari target PAD yang ditetapkan Pemda Lobar tahun ini. “Kalau bicara soal persentase, targetnya masih sangat jauh memang untuk dua tahun terakhir ini,” sambungnya.
Diterangkan, pada 2020 lalu target PAD Lobar sebesar Rp251 miliar hanya tercapai 87 persen. Sedangkan pada 2021 ini target PAD Lobar mencapai Rp293 miliar, dengan realisasi kurang dari 50 persen hingga Oktober ini.
“Sekarang ini jangan kita bicara target, tapi berapa besar real uang yang bisa kita dapatkan,” tandas Suparlan.